Sunday, May 22, 2016

Orang Minang Pelit (Katanya)

ado nan cari lawan? :D
Ronde I
A : Bro, orang Padang pelit-pelit ya?

B : Gak tau juga, Bro. Saya bukan orang Padang.

A : Nah lho, lalu kamu orang mana Bro?

B : 50 Kota Bro, 4 jam dari Padang. (Sana belajar geografi lagi!)


Ronde II

A : Ya sudah. Tapi memang kan, orang daerah kamu pelit-pelit?

B : Kamu punya bukti atau pengalaman?

A : Iya ada. Waktu itu aku main ke rumah teman asal Minang, dan air minum yang disuguhkan tidak aku habiskan. Eh, ibunya malah nyindir, “Aduh kasihan airnya kalau harus dibuang,”. Gimana itu Bro, pelit banget kan. Air cuma beberapa mililiter juga.

B : Itu sih bukan pelit namanya, tapi bentuk syukur nikmat dan menghindari mubazir. Mubazir itu saudara setan. Tolong bedakan! (Sana belajar akhlak lagi!)

Ronde III

A : Ya sudah. Tapi ada cerita lain lagi Bro. Waktu itu di daerahku, ada orang Minang yang bagi-bagi sedekah. Setiap yang hadir Cuma dikasih 10 ribu. 10 ribu dapat apa coba? Dikit banget itu Bro. Pelit banget itu kan.

B : Ooh jadi definisi pelit itu sekarang sudah beda ya? Dulu, pelit itu adalah orang yang enggan memberi, tapi sekarang pelit itu adalah orang yang memberi kurang dari kebutuhan si peminta. Hebat benar kamu ya. Saya jadi mau tanya, keluarga kamu pernah bagi-bagi sedekah tidak?

A : Hmm, gak juga Bro. Hehe..

B : Nah lho! (Sana buka KBBI lagi!)

Ronde IV

A : Tapi Bro, kemarin pas aku naik bus kota dengan si ****, dia orang Minang kan ya. Eh, dia gak bayarin ongkos aku. Pelit banget kan. Iih!

B : Ooh, jadi dia tidak membayarkan ongkos kamu. Lalu kamu bayarkan ongkos dia tidak?

A : Enggak bro.

B : Nah, berarti kamu juga pelit.

A : Gak lah. Kan dia duluan yang nggak bayarin ongkosku. Ya aku juga ogah!

B : (Ni anak ngeyel!)

Ronde V

A : Nah ini beda lagi Bro. Kemarin aku kan ngajuin proposal acara ke rumah makan Minang. Eh, malah gak dikasih. Pelit berarti itu kan. Pokoknya orang Minang itu pelit. Sekali pelit, tetap pelit!

B : *Exhale* (Namanya juga proposal. Diberi syukur, tidak diberi ya sabar. Bukan salah calon donatur lah! Bisa saja yang punya rumah makan juga sedang punya masalah keuangan)

Ronde V

B : Dari tadi saya seperti diinterogasi saja. Sekarang saya mau tanya. Kamu, asalnya dari mana sih?

A : Aku dari ******************

B : Oooh, dari sana. Orang kampung kamu cabul semua ya?

A : Bro, hati-hati ngomong dong. Jangan asal tuduh.

B : Tidak juga. Kemarin saya lihat berita, ada konser dangdut erotis di daerah kamu sampai anak-anak di bawah umur juga ikut menonton. Kemudian berita perkosaan juga banyak dari daerah kamu. Oh iya, artis yang selalu pakai baju seksi itu juga kalau tidak salah asalnya dari daerah kamu.

A : Itu kan oknum saja Bro, tidak secara keseluruhan.

B : Ya kalau yang lain diam saja membiarkan, berarti mereka kan juga ikut terlibat kan?

A : Kan bisa jadi mereka tidak berani Bro.

B : Nah, berarti saya tidak boleh mengatakan kalau orang daerah kamu cabul semua?

A : Ya nggak boleh lah! Memangnya kamu sudah mengkaji seluruh orang daerahku? Tiap orang itu kan punya sisi baik dan buruk, tidak tergantung daerah asalnya.

B : Nah lho, bukannya kamu tadi bilang kalau orang Minang itu pelit-pelit cuma berdasarkan satu contoh? Apa itu bukannya kamu yang malah menghukum orang berdasarkan daerah asalnya?

A : *gigitsepatu*

***

Ada sebuah pepatah Minang yang jika diindonesiakan kira-kira berarti begini, “Gigitlah lidah sebelum bicara,”

Makanya, jangan terlalu cepat menghukumi orang lain tanpa data yang bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya,

Karena saat kita sudah terbiasa begitu, boleh jadi nanti orang lain yang akan menghukumi kita semaunya,

Lebih baik baik gigit lidah sebelum bicara, dari pada gigit sepatu setelah kena batunya,

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. (^_^)

No comments:

Post a Comment