Sunday, May 22, 2016

Jangan Mengacak 'Ladang' Orang

Setiap kita dituntut untuk sehat, namun tidak semua kita dituntut untuk menjadi dokter yang ahli ilmu kesehatan,
.
Setiap kita dituntut untuk punya tempat tinggal (papan), namun tidak semua kita dituntut untuk menjadi arsitek yang ahli ilmu bangunan,
.
Semua kita dituntut untuk beragama, namun tidak semua kita dituntut untuk menjadi ulama yang ahli ilmu keagamaan,
.
Yang ingin sehat, tak perlu jadi dokter. Cukup ikuti apa yang dokter sarankan,

.
Yang ingin punya rumah, tak perlu jadi arsitek. Cukup ikuti apa yang arsitek dirikan,
.
Yang ingin beragama, tak perlu jadi ulama. Cukup ikuti apa yang ulama ajarkan,
.
Begini caranya menghargai setiap orang di bidang yang ia dalami. Yang dokter jangan sok tahu bangunan. Yang ulama jangan sok tahu kesehatan. Yang arsitek jangan sok tahu keagamaan,
.
Menyadari kapasitas diri adalah kuncinya. Merasa bisa di segala bidang adalah awal dari kehancuran,
.
Lagi,
.
Saat dokter menulis resep obat, cukup terima, beli obatnya, konsumsi dengan teratur. Jangan tanya lagi, "Sakit ini kok obatnya ini dok? Apa reaksinya terhadap penyakit? Alasan?"
.
Saat arsitek membangunkan rumah, cukup terima, jangan tanya lagi, "Ini kok kemiringan tangganya segini Gan? Penjelasan?"
.
Saat ulama memberikan pelajaran, cukup terima, jangan tanya lagi, "Ini dalilnya apa ustaz? Adakah dari sunnah ataupun Quran?"
.
Karena bertanya (atau mempertanyakan) itu adalah tindakan meragukan. Dan meragukan orang yang memang ahli di bidangnya adalah sebuah penghinaan,
.
Padahal dokter, arsitek dan ulama sudah menghabiskan banyak waktu untuk mendalami bidangnya, dan semua yang mereka sampaikan pasti punya sandaran kuat serta rujukan,
.
Namun, sandaran dan rujukan itu cukup mereka yang tahu. Sedangkan selain mereka, cukup menerima, karena diberi tahu pun, bisa jadi orang lain tak paham, bisa jadi malah sok paham sehingga berlagak jadi dokter, berlagak jadi arsitek, berlagak jadi ulama. Ini yang kita khawatirkan,
.
Karena Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai; apabila kalian bekerja secara profesional," (Hadis sahih dari Siti Aisyah RA, Imam Thabrani yang meriwayatkan)
.
Ah, ya! Pastikan dokter Anda, arsitek Anda dan ustaz Anda memang pribadi berkompeten, bukan gadungan, sehingga hasil kerja dan hasil katanya memang bisa dipertanggungjawabkan,
.
Semoga kita bisa paham posisi, sadar kapasitas diri, menghargai setiap tokoh di bidangnya masing-masing dan memperbaiki kualitas pribadi di bidang yang kita geluti. Mantapkan!
.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. (^_^)
.
Saran untuk ustaz-ustaz yang dipercaya mengisi kajian : Tolong cukup berikan jamaah cara beragama, jangan ajarkan mereka ilmu agama jika hanya sekedar tanggung sini tanggung sana.
Bahaya. Nanti yang muncul malah jamaah yang merasa diri bisa berfatwa.

Mohon dibedakan antara membentuk jamaah yang beragama dengan membentuk jamaah yang berilmu agama.

Jika ingin membentuk pribadi yang berilmu agama, ajarkanlah ilmu agama tersebut di pondok pesantren dengan metode yang benar -> sistematis dan berkesinambungan.

No comments:

Post a Comment