Pembagian kelas dan tingkatan dalam sistem pendidikan moderen hanya mengerdilkan potensi,
Sehingga hanya membentuk pribadi yang masih harus "menyusu" meski usia 20 telah terlewati,
Berbeda dengan Nabi Muhammad Saw, yang hidup sekitar abad 5 Masehi,
Pada usia 7 tahun beliau mulai 'magang', menggembala ternak kambing maupun biri-biri,
Usia 12 tahun beliau mulai melakukan transaksi bisnis internasional bersama paman beliau, meski baru hanya sebatas menemani,
Sehingga hanya membentuk pribadi yang masih harus "menyusu" meski usia 20 telah terlewati,
Berbeda dengan Nabi Muhammad Saw, yang hidup sekitar abad 5 Masehi,
Pada usia 7 tahun beliau mulai 'magang', menggembala ternak kambing maupun biri-biri,
Usia 12 tahun beliau mulai melakukan transaksi bisnis internasional bersama paman beliau, meski baru hanya sebatas menemani,
Nah, yang menarik adalah bahwa di usia 25 tahun, Nabi Muhammad Saw sudah memiliki usaha besar sehingga bisa memberi mahar dalam jumlah besar (sekitar setengah miliyar) kepada Khadijah RA untuk menjadikannya istri,
Ini cerita Nabi Saw, cerita Muhammad Al-Fatih lain lagi,
Beliau, pembebas tanah Konstantinopel pada abad 16, di usia 21 tahun sudah memimpin perang besar dengan gagah berani,
Sejarah kesuksesan beliau pada tahun 1453 masih bisa dilihat hingga kini,
Apakah beliau dididik dengan sistem kotak-kotak kelas? Tidak, ternyata beliau belajar secara home schooling, memiliki guru pribadi,
Yang bisa mengontrol apa saja yang beliau baca, beliau hafal, dan tentu bisa memastikan ilmu yang disampaikan benar-benar dimengerti,
Pemuda sekarang, umur 21, atau 25, adakah yang benar-benar mandiri?
Aku pun bukan termasuk pemuda yang berdikari, apa daya, sistem yang membuatku seperti ini,
Tapi tak apa, mungkin di generasi setelahku, aku bisa maksimalkan sistem home schooling, agar mereka tidak merasakan apa yang aku alami,
Generasi moderen boleh unggul dari segi banyak dan luasnya informasi,
Namun urusan profesionalisme, kematangan, serta keterampilan hidup, kehebatan orang-orang dulu harus diakui,
Maka tak pantas rasanya jika kita tanamkan rasa sombong di hati, sekalipun pada generasi yang telah mati,
Karena kita tidak ada apa-apanya dibanding mereka, kita masih "menyusu" hingga umur 29, "anak mami",
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
No comments:
Post a Comment