Entah kenapa, pagi ini saya teringat slentingan pengetahuan yang dulu diberikan oleh guru matematika saya, Ustad Henaldi,
Tentang pandangan orang-orang atheis terhadap keberadaan Nabi,
Mengapa menarik? Tentu, karena atheis adalah mereka yang tidak percaya bahwa tuhan itu ada, lalu bagaimana mereka memandang mukjizat yang nyata jika mereka tidak percaya campur tangan ilahi?
Berbeda dengan kita, yang saat mendengar mukjizat nyata, kita akan berujar "subhanallah" berkali-kali,
Sedangkan atheis, tak punya tuhan untuk dipuji,
Nah, ceritanya, Ustad Hen, -panggilan akrab beliau- mengatakan bahwa menurut orang atheis, para Nabi bukanlah utusan tuhan, melainkan manusia yang berhasil membangkitkan potensi diri,
Potensi otak yang sebenarnya luar biasa jika seimbang antara yang kanan dan yang kiri,
Sehingga jika Nabi itu hidup di zaman sekarang, segala permasalahan dunia dalam waktu singkat bisa teratasi,
Ya, karena mereka menganggap para Nabi adalah manusia cerdas luar biasa, tanpa campur tangan Yang Maha Tinggi,
Itu adalah pandangan orang atheis, pandangan umat Islam beda lagi,
Umat Islam percaya bahwa semua kebaikan Nabi berasal dari Allah Yang Maha Pemberi,
Namun terkadang umat Islam kebablasan, sehingga lupa bahwa terobosan yang dilakukan Nabi selain ada pengaruh wahyu dari Allah, juga didasarkan pada satu dari 4 sifat wajib beliau, yakni Fathanah, artinya cerdas, pikiran beliau tak pernah mati,
Bukti kebablasannya apa? Bisa kita lihat, banyak umat Islam yang tidak mengambil contoh dari kebijakan-kebijakan cerdas Nabi,
Yang berkaitan dengan keluarga, sosial, politik maupun ekonomi,
Dengan alasan, "Ini kan mukjizat, kita mana bisa begini?"
Katakanlah, "Hei bung! Apa kau lupa kalau Nabi Muhammad juga manusia, sehingga akhlak dan kebijakan cerdas beliau bisa kita teladani?"
Kadang aku berpikir, penghargaan atheis terhadap Nabi Muhammad SAW lebih tinggi dari umat Islam itu sendiri,
Urusan menghargai Nabi, contohlah orang atheis, sehingga kita tidak hanya pahami Nabi SAw sebagai pembawa wahyu, namun juga sebagai tokoh cerdas yang dicatat dengan tinta emas dalam sejarah muka Bumi,
Menghargai beliau dengan mencontoh kebijakan serta akhlak beliau sehari-hari,
Tapi tetap jangan lupa untuk perbanyak salawat, Shallu 'alannabiy!
Allahumma shalli wa sallim wa barik 'ala hazannabiyyil karim wa 'ala aalihi wa ashabihi,
Semoga Allah kumpulkan kita bersama beliau di akhirat nanti,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Tentang pandangan orang-orang atheis terhadap keberadaan Nabi,
Mengapa menarik? Tentu, karena atheis adalah mereka yang tidak percaya bahwa tuhan itu ada, lalu bagaimana mereka memandang mukjizat yang nyata jika mereka tidak percaya campur tangan ilahi?
Berbeda dengan kita, yang saat mendengar mukjizat nyata, kita akan berujar "subhanallah" berkali-kali,
Sedangkan atheis, tak punya tuhan untuk dipuji,
Nah, ceritanya, Ustad Hen, -panggilan akrab beliau- mengatakan bahwa menurut orang atheis, para Nabi bukanlah utusan tuhan, melainkan manusia yang berhasil membangkitkan potensi diri,
Potensi otak yang sebenarnya luar biasa jika seimbang antara yang kanan dan yang kiri,
Sehingga jika Nabi itu hidup di zaman sekarang, segala permasalahan dunia dalam waktu singkat bisa teratasi,
Ya, karena mereka menganggap para Nabi adalah manusia cerdas luar biasa, tanpa campur tangan Yang Maha Tinggi,
Itu adalah pandangan orang atheis, pandangan umat Islam beda lagi,
Umat Islam percaya bahwa semua kebaikan Nabi berasal dari Allah Yang Maha Pemberi,
Namun terkadang umat Islam kebablasan, sehingga lupa bahwa terobosan yang dilakukan Nabi selain ada pengaruh wahyu dari Allah, juga didasarkan pada satu dari 4 sifat wajib beliau, yakni Fathanah, artinya cerdas, pikiran beliau tak pernah mati,
Bukti kebablasannya apa? Bisa kita lihat, banyak umat Islam yang tidak mengambil contoh dari kebijakan-kebijakan cerdas Nabi,
Yang berkaitan dengan keluarga, sosial, politik maupun ekonomi,
Dengan alasan, "Ini kan mukjizat, kita mana bisa begini?"
Katakanlah, "Hei bung! Apa kau lupa kalau Nabi Muhammad juga manusia, sehingga akhlak dan kebijakan cerdas beliau bisa kita teladani?"
Kadang aku berpikir, penghargaan atheis terhadap Nabi Muhammad SAW lebih tinggi dari umat Islam itu sendiri,
Urusan menghargai Nabi, contohlah orang atheis, sehingga kita tidak hanya pahami Nabi SAw sebagai pembawa wahyu, namun juga sebagai tokoh cerdas yang dicatat dengan tinta emas dalam sejarah muka Bumi,
Menghargai beliau dengan mencontoh kebijakan serta akhlak beliau sehari-hari,
Tapi tetap jangan lupa untuk perbanyak salawat, Shallu 'alannabiy!
Allahumma shalli wa sallim wa barik 'ala hazannabiyyil karim wa 'ala aalihi wa ashabihi,
Semoga Allah kumpulkan kita bersama beliau di akhirat nanti,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
No comments:
Post a Comment