Satu hal yang harus dipahami oleh orang tua saat mendaftarkan anaknya ke pesantren adalah,
Bahwa anaknya nanti akan jadi ulama, bukan sekedar menjadi anak saleh dan salehah,
Jika ingin sekedar saleh, maka yang terpenting adalah pendidikan di rumah,
Jika memasukkan anak ke pesantren karena sudah tidak mampu lagi menahan kenakalan anaknya, berarti niat awal sudah salah,
Tak heran, banyak anak pesantren yang baru beberapa bulan belajar, eh, malah pindah,
Bahkan tak jarang pula kenakalannya bertambah parah,
Ujung-ujungnya malah pesantren yang dianggap bertanggung jawab, walah, walah,
Para guru dan pengelola pesantren juga harus sadar bahwa anak-anak yang mendaftar nanti akan jadi ulama,
Sehingga, ketika pendaftaran, harus diadakan tes ketat yang bukan hanya menguji otak, namun juga jiwa,
Calon santri yang hasil tesnya tidak menunjukkan kriteria calon ulama, ya jangan diterima,
Takutnya, mereka yang tidak memenuhi kriteria, saat dipaksa menjadi ulama, malah nanti bisa merusak dari dalam, bahaya,
Pun, karena pesantren adalah lembaga tempat mencetak ulama, kurikulumnya haruslah mantap, mempelajari ilmu dasar Islam, semuanya,
Tahfiz, hadits, fikih, akidah, Bahasa Arab, kitab-kitab yang berkaitan dengan ini harus TAMAT dibaca,
Jangan gara-gara terpengaruh kurikulum pemerintah, pesantren malah menggadaikan kurikulum aslinya yang mantap luar biasa,
Saatnya pesantren kembali mandiri secara kurikulum, pun secara sistem, berwibawa,
Bukankah semua pesantren adalah swasta?
Takutnya, saat pesantren galau kurikulum, maka yag dihasilkan pun adalah alumni yang galau pula,
Mau jadi ulama, keilmuan Islam tidak dipelajari sempurna,
Mau jadi pengusaha, koneksi tidak ada karena selama ini pergaulan tertutup di asrama,
Mau jadi preman, badan kurus, tahulah karena apa, :v
Semoga pesantren kembali bisa menjadi pesantren, benar-benar mencetak ulama,
Karena pesantren adalah lembaga pendidikan terhormat, mari kita perjuangkan bersama,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
No comments:
Post a Comment