A. LATAR BELAKANG
Pembangunan suatu negara tentunya berasal daripada sumber daya yang ada di negara tersebut, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Mengambil dari sumber daya alampun banyak jenisnya, salah satunya adalah jenis sumber daya alam untuk pariwisata. Dapat dipastikan bahwa semua orang pernah melakukan sebuah kegiatan wisata, bidang pariwisata dewasa ini dijadikan keunggulan di berbagai daerah lain,karena dinilai selain dapat mengembangkan dan memajukan laju perekonomian suatu daerah dapat pula sebagai suatu sarana dalam mempromosikan akan potensi dan budaya asli suatu daerah tersebut.
Dalam rangka mengembangkan potensi-potensi sumber daya pariwisata yang ada di suatu daerah baikk itu sumber daya manusia seperti adanya sebuah kegiatan tentang pembelajaran budaya, lingkungan hidup yang tradisional maupun sumber daya alam yang ada seperti memaksimalkan potensi-potensi sumber daya alam pariwisata seperti adanya tempat sejarah, situs budaya, pantai dan lain sebagainya itu merupakan tugas daripada masyarakat yang ada di daerah tersebut.
Besarnya peranan keberadaan pariwisata di suatu daerah salah satunya adalah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat yang berada disekitar objek-objek pariwisata. Tetapi pada kenyataannya pihak pengelola pariwisata dalam hal ini adalah pihak pemerintah melalui dinasnya seakan memiliki suatu kendala dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengelola pengembangan pariwisata, salah satu factor kendalanya yaitu adanya kepemimpinan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja pegawainya.
Dimana peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan termasuk organisasi pemerintahan di Dinas Pariwisata dan Ekonmi Kreaif Kab.Ciamis terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002) faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai
Berdasarkan pengalaman penulis pada waktu mengunjungi kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis dalam rangka melakukan penilitian ke lapangan, memandang bahwa masih kurangnya kurang tegasnya pimpinan yang baik dalam upaya peningkatan kinerja pegawai yang baik pula di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis seperti dinilai adanya peranan penting pimpinan dalam menunjang keberhasilan pencapaian strategi, kemudian dilihat kurang berkembangnya potensi-potensi sumber daya pariwisata yang baik oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis, sehingga kalah saing dengan daerah lain yang tentunya antara Kab.Ciamis dengan daerah satunya cukup berdekatan dari segi letak geografisnya, belum tersedianya rumusan atau standar dalam menilai kinerja organisasi yang ada di Kab.Ciamis yang mengakibatkan kurangnya tindakan evaluasi dari pimpinan dalam rangka untuk memperbaiki pelayanan terhadap masyarakat khususnya terkait pelayanan pariwisata yang ada di Kab.Ciamis.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memiliki dorongan untuk melakukan penelitian karya tulis ilmiah dengan judul penelitiannya adalah : “pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan berdasarkan pada uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis ?
2. Bagaimana prestasi kerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis ?
3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis ?
4. Bagaimana pengembangan destinasi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan-tujuan yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis
2. Untuk mengetahui bagaimana pestasi kerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata di Dinas Pariwisata dan Ekonomi kreatif Kab.Ciamis
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis ?
4. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan destinasi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis ?
D. KEGUNAAN ATAU MANFAAT PENELITIAN
Adapun kegunaan atau manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis :
a. Dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa pemikiran terkait harus dibuatnya rumusan atau standar terhadap gaya kepemimpinan di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis.
2. Secara praktis :
a. Sebagai bahan dalam rangka penyelesaian tugas individu mata kuliah Perencanaan Penelitian Administrasi.
b. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis dalam hal pengembangan destinasi pariwisata.
c. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan referensi.
d. Dijadikan sebuah perbandingan bagi penelitian untuk kedepannya.
e. Dapat menyeimbangkan antara teori yang dipelajari dengan praktek dilapangan khhusunya terkait adanya pengaruh kinerja organisasi terhadap pengembangan destinasi pariwisata di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis.
f. Meningkatkan pengetahuan dan melatih diri peneliti dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah untuk dapat melakukan penelitian secara logis dan objektif dalam menyelesaikan permasalahan sebagaiman yang telah diuraikan sebelumnya.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melakukan penelitian karya ilmiah penuis haruslah memiliki kejelasan titik tolak dalam melakukan penelitian sebelum akhirnya melakukan penelitian ke lapangan, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Sugiono (2011) , dia mengatakan bahwa “kajian pustaka berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti”. Berdasarkan definisi kajian pustaka sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat menguraikan terkait materi atau teori yang dijadikan landasan pemikiran dalam rangka melakukan penelitian ini, yaitu :
1. Tinjauan tentang gaya kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :
1.1 Definisi kepemimpinan
Menurut Kerlinger dan Padhazur (1987), kepemimpinan adalah
”kemampuan tiap pimpinan di dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya bekerja dengan gairah, bersedia bekerjasama dan mempunyai disiplin tinggi, dimana para bawahan diikat dalam kelompok secara bersama-sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu.”
Susilo (1998) menyatakan bahwa :
“kepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama”.
Perkataan pemimpin atau leader memiliki berbagai pengertian. Pemimpin merupakan dampak interaktif dari faktor individu atau pribadi dengan faktor situasi.
Karjadi (1983) mendefinisikan
“pemimpin adalah orang yang mampu menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan”
Wahjosumidjo (1984), kepemimpinan adalah “proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi”.
1.2 Definisi gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat (Thoha, 1993). Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003) bahwa gaya kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan.
Wahjosumidjo (1994) mengatakan bahwa perilaku pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan Direktif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.
2. Gaya kepemimpinan Konsultatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan/saran dari bawahan.
3. Gaya kepemimpinan Partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
4. Gaya kepemimpinan Delegatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
2. Tinjauan tentang kinerja pegawai, sebagai berikut :
2.1 definis kinerja pegawai
Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi.
Menurut Dessler (1997), kinerja merupakan prosedur yang meliputi :
(1) penetapan standar kinerja;
(2) penilaian kinerja aktual pegawai dalam hubungan dengan standar-standar ini;
(3) memberi umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja lebih tinggi lagi.
Mengenai ukuran-ukuran kinerja pegawai, Ranupandojo dan Husnan (2000) menjelaskan secara rinci sejumlah aspek yang meliputi:
1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan.
2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.
3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin, serta sikap hati-hati.
4. Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta kerjasama.
3.1 tinjauan tentang pengembangan destinasi pariwisata
Pada hakikatnya hal yang menjadi dasar didirikannya sebuah organisasi khususnya organisasi sector pblik yaitu untuk melayani masyarakat, mensejahterakan masyarakat yang dilakukan dalam segala bidang,salah satunya yaitu melalui bidang pariwisata. Diharapkan dengan adanya organisasi pemerintah melalui Dinas yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam bidang kepariwisataan dapat secara masksimal dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata yang ada di daerah tersebut. Sebagaiman yang dijelaskan bahwa destinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan.
Lebih lanjut, Prof.I Gede Pitana,M.Sc dalam bukunya pengantur ilmu pariwisata (2009) menyebutkan bahwa ada beberapa komponen-komponen pengembangan destinasi pariwisata yaitu :
1. Atraksi destinasi
Merupakan elemen-elemen yang terkandung dalam destinasi dan lingkungan di dalamnya yang secara individual atau kombinasinya memegang peran penting dalam memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tersebut. Atraksi destinasi bisa berupa atraksi alam seperti landscape, pantai, pegunugan, iklim, lembah, atraksi buatan seperti kota bersejarah, taman dan resort, atraksi budaya seperti atraksi teatrikal, drama, festival, museum dan galeri, dan atraksi social seperti kesempatan berbaur dengan masyarakat di daerah tujuan wisata dan ikut mengalami cara hidup bersama mereka.
2. Fasilitas destinasi
Merupakan elemen dalam destinasi atau berhubungan dengan destinasi yang memungkinkan wisatawan tinggal di destinasi tersebut untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan. Fasilitas destinasi bisa berupa akomodasi, restoran, café dan bar, transportasi termasuk penyewaan alat transportasi dan taksi, serta pelayanan lain termasuk took, salon, pelayanan infromasi dan sebagainya.
3. Aksesibilitas
Merupakan mudah atau sulitnya wisatawan menjangkau destinasi yan diinginkannya. Akses berkaitan dengan infrastruktur transportasi, seperti lapangan udara, terminal bus dan kereta api, jalan tol, rel kereta api dan sejenisnya. Termasuk di dalamnya tekonologi transportasi yang mampu menghemat waktu dan biaya untuk menjangkau destinasi wisata tersebut.
4. Imej (image)
Meerupakan idea tau kepercayaan yang dimiliki wisatawan tentang produk atau pelayanan yang mereka beli atau akan dibeli. Imej destinasi tidak selalu berdasarkan pengalaman atau fakta tetapi dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi factor motivasi atau pendorong yang kuat untuk melakukan perjalanan wisata ke destinasi tersebut.
5. Harga
Merupakan jumlah keseluruhan dari biaya-biaya selama perjalanan wisata yang mencakup akomodasi, makanan dan minuman, biaya perjalanan dan partisipasi dalam pelayanan yang dikonsumsi selama berada di destinasi yang
Dituju. Harga sangat bervariasi menurut kelas paket wisata yang diambil, musim, tipe aktivita yang dipilih, jarak destinasi wisata dan sebagainya.
3. Tinjauan tentang hubungan atau pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 1999).
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi.
F. Kerangka berfikir
Idealnya organisasi baik itu yang berorientasi pelayanan kepada masyarkat ataupun yang berorientasi pada keuntungnya tentunya peranan pimpinan merupakan hal utama dalam mencapai pencapaian kinerja yang baik. pimpinan bukan hanya berbicara mengenai kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi akan tetapi juga sebagai pemegang utama dalam pengoptimalan pencapaian kinerja khususnya yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja pegawai yang ada dibawahnya.
Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami fenomena kepemimpinan pada organisasi pemerintahan salah satunya di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis, khususnya tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawainya. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi gaya Kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan digolongkan dalam tiga kategori yaitu: faktor karakteristik pemimpin, faktor karakteristik pegawai dan faktor situasi. Gaya kepemimpinan yang digunakan seorang pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.
Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja pegawai dipandang sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi yang sesuai wewenang dan tanggung jawabnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Ukuran-ukuran kinerja pegawai ini meliputi kualitas kerja, dan kuantitas kerja.
Kinerja pegawai selain dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpinnya (Kepala Dinas), juga dipengaruhi oleh karakteristik pegawai yang bersangkutan serta situasi yang terdapat pada lingkup organisasi. Kinerja pegawai akan berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi pelayanan terhadap masyarakat. Alur pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu, yang keandalannya biasanya tak diketahui (James S. Black dan Bean J. Champion, 2009 : 109).
Dengan berdasar pada rumusan masalah serta uraian teori yang telah ditulis sebelumnya, maka dapat dirumuskan tentang hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : “ gaya kepemimpinan tidak berpengaruh kepada kinerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis”
H1: “gaya kepemimpinan berpengaruh kepada kinerja pegawai dalam upaya pengembangan destinasi pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis”
H. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah tentunya diperlukan sebuah metode yang kemudian dijadikan cara yang dapat menjamin atas sifat objektifnya terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Sebenarnya metode penelitian adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Atau seperti yang disebutkan oleh Sugiyono (2004: 1) bahwa Metode penelitian merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Dalam hal penggunaan metode penelitian, terdapat aspek-aspek dalam menggunakan metodelogi penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Desain atau jenis penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain atau jenis penelitian lapangan (observasi) yang bersifat kuantitatif.
Menurut Jonathan Sarwonno (2006)“metode penelitian kuantitatif adalah
“penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya”.
2. Opersionalisais variable
Variabel adalah sebuah konsep yang mempunyai nilai (Husaini Usman, 2011 : 8). Kemudian dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu : varibel bebas (X) dan varibel terikat (Y).
Menurut Husaini Usman (2010) menjelaskan bahwa :
“Variabel bebas (X) atau yang disebut juga independent variable adalah ubahan yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel terikat (Y) adalah ubahan terikat yang dipengaruhi atau yang memjadi akibat dari adanya pengaruh variabel independen”.
Dibawah ini terdapat kisi-kisi penelitian dengan berdasarkan kepada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabel | Dimensi | Indikator | Item pertanyaan |
(X) gaya kepemimpinan | 1. gaya direktif 2. gaya konsultatif 3. gaya partisipatif 4. gaya delegatif | 1. pemberian petunjuk kepada pegawai 2. dapat menerima saran dan/atau masukan dari bawahan/pegawai 3. keterlibatan langsung dalam pelaksanaan tugas 4. pekerjaan diberikan seluruhnya kepada bawahan/pegawai | |
(Y) kinerja pegawai | 1. kualitas kerja pegawai 2. kuantitas kerja pegawai | 1. ketepatan 2. ketelitian 3. keterampilan 4.kebersihan dan kerapihan hasil kerja 5. penghematan biaya dalam melaksanakan tugas 6. efisiensi waktu dalam melaksanakan tugas | |
3. Unit analisis, populasi, sampel dan sampling
Dalam penelitian ini yang menjadi unit analis yaitu terkait adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis. didalam unit analis ini terdapat pula populasi.
Menurut Sudjana dalam buku statistika menyebutkan bahwa :
“populasi adalah totalitas semua niali yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”
Dalam hal ini, yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis.
Menurut Sugiyono sampel adalah “bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Dalam penelitian apabila akan menggunakan sampel haruslah memperhatikan apabila hitungan untuk subjeknya kurang dari 100 maka sebaiknya seluruh jumlah dari hasil hitungan tersebut diambil sehingga pada akhirnya dikatakan pengambilan populasi, akan tetapi apabila jumlah hitungan lebih dari 100 maka dapat diambil 20% - 25% atau lebih dari jumlah seluruhnya.
Adapun pengambilan penghitungan penelitian ini menggunakan populasi, dimana peneliti mengambil seluruh jumlah pegawai yang bekerja di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis.
4. Teknik pengumpulan data
Pada hakikatnya metode ilmiah ialah gabungan antara berpikir secara deduktif dengan induktif. Jika pengajuan rumusan hipotesis tersebut dengan susah payah diturunkan dari kerangka teoritis dan kerangka berpikir secara deduktif, maka untuk menguji bahwa hipotesis diterima atau ditolak perlu dibuktikan keberadaannya dengan teknik tertentu yang disebut dengan teknik pengumpulan data. Dimana selanjutnya data-data tersebut dianalisis dan disimpulkan secara deduktif dan akhirnya peneliti memutuskan bahwa hipotesis ditolak atau diterima.
Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Studi pustaka
Peneliti mendapatkan informasi terkait penelitian ini dengan berdasarkan kepada buku-buku literature yang peneliti gunakan termasuk dokumen-dokumen yang lainnya terkait materi penelitian tersebut.
b. Studi lapangan
Peneliti mendapatkan informai terkait penelitian ini dengan menggunakan terlibat langsung di lapangan, adapun beberapa cara dalam melakukan studi lapangan adalah :
1) Observasi
Dapat diartikan sebagai pengamatan dan per catatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Obersevasi langsung dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau yang sedang diamatinya, sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang sedang diselidiki.
2) Angket
teknik pengumpulan datadengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden
5. Teknik pengolahan data/teknik analisis data
Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka teknik pengolahan yang penulis gunakan yaitu teknik pengolahan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik. Sebelum teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis diterapkan, terlebih dahulu data dideskripsikan dengan mengungkapkan mean, median, modus, dan standar deviasi, juga disajikan daftar distribusi frekuensi dan histogram.
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan yaitu:
1. Uji kualitas data
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
2. Uji Validitas data
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mempu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49).
3. Uji Realibilitas
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
6. Lokasi dan Jadwal Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi atau tempat dilakukannya penelitian yaitu di kantor Dinas Pariwsata dan Ekonomi Kreatif Kab.Ciamis.
b. Jadwal Penelitian
No. | Kegiatan | Mei | Jun | Jul | Agust | Sept | Okt | Nov | Des | Jan |
1. | Masa Penjajakan | | | | | | | | | |
2. | Penyusunan Proposal penelitian | | | | | | | | | |
3. | a. Pengumpulan data b. Pengolahan data c. Analisis data | | | | | | | | | |
4. | Penyusunan skripsi | | | | | | | | | |
5. | Sidang skripsi | | | | | | | | | |
DAFTAR PUSTAKA
Ph.D Keban T.Yeremias, Memahami good governance dalam perspektif sumber daya manusia, 2011, Gava Media, Yogyakarta.
Pitana Gde I dan Diarta Surya Ketut, pengantar ilmu pariwisata, 2009, penerbit andi, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment