بسم الله الرحمن الر حيم
إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمران– الآية: 102
OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
Bencana karena kezaliman
Dalam Al-Quran surat Al- Anfaal ayat 25, Allah SWT berfirman, :
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya."
Mengomentari ayat ini, Ibnu 'Abbas berkata, "Allah memerintahkan kepada kaum Mukminin agar tidak mendiamkan saja kemungkaran terjadi di sekitar mereka sehingga azab tidak menimpa secara merata kepada mereka. Di dalam Shahih Muslim dari Zainab binti Jahsy bahwasanya ia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan padahal ada orang-orang shalih di tengah kami.?" Beliau menjawab, "Ya, bila keburukan telah demikian banyak."
Ayat tersebut menyiratkan bahwa siksaan atau azab yang ditimpakan Allah sebagai balasan atas kezaliman yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok kecil orang tidak saja menimpa si pelaku kezaliman tetapi bisa juga menimpa orang-orang lain yang tidak bersalah atau tidak terlibat dalam kezaliman tersebut.
Orang-orang yang tidak bersalah sering harus turut menanggung penderitaan yang timbul sebagai azab atas kezaliman yang dilakukan orang lain.
Korupsi dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan adalah bentuk kezaliman lain yang berakibat serupa. Para pelakunya mendapatkan "kenikmatan" dan "kemakmuran" di atas penderitaan masyarakat banyak.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ummu Salamah, dia berkata :
"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Bila perbuatan- perbuatan maksiat di tengah umatku telah nyata, maka Allah akan menimpakan azab-Nya kepada mereka secara merata." Ia berkata, "Lalu aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, bukankah di tengah mereka itu ada orang-orang yang shalih.?' Beliau menjawab, "Benar."
Ia berkata lagi, "Bagaimana jadinya mereka.?" Beliau bersabda, "Apa yang menimpa orang-orang menimpa mereka juga, kemudian nasib akhir mereka mendapatkan ampunan dan keridlaan dari Allah."
Fitnah, kerusakan, atau azab yang terjadi akibat perbuatan maksiat itu tidak hanya menimpa pelakunya, tetapi juga orang lain yang tidak terlibat langsung. Realitas ini digambarkan Rasulullah Saw. dengan sabdanya :
"Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang berbagi-bagi tempat di sebuah kapal, sebagian dari mereka ada yang mendapatkan bagian atas kapal, dan sebagian lainnya mendapatkan bagian bawahnya. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika hendak mengambil air, melewati orang-orang yang berada di atas mereka. Mereka berkata, 'Seandainya kita melubangi bagian kita dari kapal ini, niscaya kita tidak akan mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.' Apabila mereka semua membiarkan orang-orang tersebut melaksanakan keinginannya, niscaya mereka semua akan binasa. Jika mereka mencegah orang-orang tersebut, niscaya mereka selamat dan menyelamatkan semuanya"
(H.R Al-Bukhari)
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata :
"Rasulullah Saw. bersabda, 'Tidak halal darah seorang Muslim, kecuali karena salah satu dari tiga hal, yaitu orang yang berzina padahal ia sudah menikah, membunuh jiwa (orang lain) tanpa alasan syar'i, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama'ah (kaum Muslimin)'."
(H.R al-Bukhari dan Muslim)
Bahkan Beliau menegaskan bahwa dosa membunuh seorang Mukmin lebih besar daripada hancurnya dunia.
Allah SWT tidak akan membinasakan kota-kota kecuali jika penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman
Dari berbagai rangkaian musibah, ujian dan bala bencana yang menimpa Indonesia, khususnya sebagian daerah di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi, adalah karena perbuatan maksiat dan dosa manusia kepada Sang Pencipta. Dalam Quran Surat Al Qhashash ayat ke-59 Allah mengatakan bahwa, "dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di kota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman".
Kalimat terakhirlah yang menjadi indikasi dari semua bencana yang yang ada. Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini.
Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan yang membuat kerusakan lingkungan hidup di darat, air maupun di udara.
Nilai-nilai moral yang dulunya diagungkan-agungkan masyarakat kian tergerus seiring makin terbukanya katup globalisasi membuat budaya masyarakat kita kian tergantikan dengan budaya barat yang modern. Lihatlah sekeliling kita, betapa nilai-nilai adab, etika dan akhlak yang kian terpuruk semakin jelas. Budaya malu dan kesopanan terasa kian menghilang.
Sebagai langkah awal agar pelaku kezaliman yang merusak alam dan pelaksana kemaksiatan bersegera untuk meninggalkan semua perbuatannya yaitu dengan peringatan dan pelajaran akan kengerian dan sakitnya menghadapi kematian. "Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke tenggorokan, dan dikatakan (kepadanya): 'Siapakah yang dapat menyembuhkan?', dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), kepada Rabbmu-lah pada hari itu kamu dihalau." (Q.S Al-Qiyamah : 26-30).
Namun langkah di atas tidak akan berjalan dengan baik dan menjadi mata rantai sebuah solusi tanpa adanya pemerintahan yang bersih, peduli, amanah dan serius dalam menjalankan roda pemerintahan yang semestinya. Hal lain yang juga perlu di perhatikan adalah dengan menyerahkan urusan kepada ahlinya, bukan lagi asal tunjuk, asal-asalan dengan dasar kepentingan golongan atau sekelompok orang tertentu.
Selama kemaksiatan dan kemungkaran merajalela tanpa ada sedikitpun usaha untuk menghentikannya, yakinlah bencana itu akan datang silih berganti.
Karena itu marilah kita berbenah, memulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan tempat kita berada untuk istiqamah dalam mengamalkan dan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah SWT melindungi kita semua,
MENYOKONG KEZALIMAN
Maksudnya : Sesungguhnya selepasku ini akan adanya pera pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan. Sesiapa yang membenarkan pembohongan mereka dan menolongan kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan mendatangi telaga (di syurga) dan sesiapa yang tidak membenar pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan akan dari kalangannya dan dia akan mendatangkan telaga di syurga. (Kata al-Haitami: Hadith ini diriwayatkan oleh oleh Ahmad, al-Bazzar dan al-Tabarani di dalam al-Kabir dan al-Ausod . Para perawi salah satu sanad al-Bazzar dan Ahmad adalah para perawi Sahih al-Bukhari)
KETERANGAN
Dengan wahyu Allah, Allah telah mengkhabarkan kepada NabiNya tentang keadaan-keadaan yang bakal berlaku selepas ketiadaan baginda. Antaranya, akan wujudnya para pemimpin yang zalim dan penipu. Sesiapa yang menyokong mereka maka Nabi s.a.w. tidak mengakuinya sebagai pengikut baginda dan tidak akan membenarkan mereka meminum air telaga di syurga, dalam kata lain tidak memasuki syurga melainkan diazab di atas jenayah sokongan mereka kepada para pemimpin jenis tersebut. Sesiapa yang tidak menyokong dan menolong para pemimpin yang zalim dan pembohong maka dia adalah pengikut Nabi dan akan memasuki syurga.
Mukmin yang sebenar akan bimbang dan merasa takut dengan amaran ini. Tidak mengapa seseorang dipecat dari menjadi ahli sesuatu pertubuhan, tetapi yang yang sangat bahaya dan menakutkan apabila kita dipecat dari menjadi pengikut Nabi s.a.w. Di manakah golongan ini akan berhimpun di akhirat jika Nabi s.a.w. tidak menerima mereka sebagai pengikutnya? Sesungguhnya asas utama kezaliman pemerintahan yang wujud sekarang adalah kerana tidak melaksanakan syariat Allah. Firman dalam Surah al-Maidah ayat 45:
Maksudnya : Sesiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah maka mereka adalah orang-orang yang zalim.
Dengan kezaliman yang asas ini para pewaris Fir`aun menambahkan lagi kezaliman demi kezaliman. Membolot harta rakyat dan menzalimi setiap yang bangun menasihatinya.
Larangan Menyokong Puak Yang Mungkar
Firman Allah dalam Surah al-`An`am, ayat 68 :
Maksudnya : Dan apabila engkau melihat orang-orang yang memperkatakan dengan cara mencaci atau mengejek-ejek ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka memperkatakan soal yang lain; dan jika engkau dilupakan oleh Syaitan (lalu engkau duduk bersama mereka), maka janganlah engkau duduk lagi bersama-sama kaum yang zalim itu, sesudah engkau mengingati (akan larangan itu).
Kata al-Qadi Abu Bakr Ibn al-`Arabi: “Ayat ini adalah dalil bahawa tidak dihalalkan duduk bersama ahli mungkar”( Ahkam al-Quran, jld. 2, m.s. 260, cetakan Dar al-Fikr)
Duduk bersama golongan munkar tidak dibenarkan apatah lagi menyokong, membantu dan menolongnya.
Firman Allah dalam Surah an-Nisa` ayat 140: Maksudnya:Dan sesungguhnya Allah telahpun menurunkan kepada kamu (perintahNya) di dalam Kitab (Al-Quran), iaitu: apabila kamu mendengar ayat-ayat keterangan Allah diingkari dan diejek-ejek (oleh kaum kafir dan munafik), maka janganlah kamu duduk (bergaul) dengan mereka sehingga mereka masuk kepada memperkatakan soal yang lain; kerana sesungguhnya (jika kamu melakukan yang demikian), tentulah kamu sama seperti mereka.
Kata al-Imam al-Qurtubi dalam menafsirkan ayat ini: “Ayat ini menjadi dalil wajibnya menjauhi ahli maksiat apabila jelas kemungkaran mereka. Ini kerana sesiapa yang tidak menjauhi mereka bererti redha dengan perbuatan mereka.”
Katanya lagi: “Firman Allah إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ (kalau demikian, kamu sama seperti mereka) sesiapa yang duduk dalam majlis maksiat (menderhakai Allah) dan tidak membantahi mereka maka dia menanggung dosa yang sama seperti mereka. Maka hendaklah dia membantah mereka sekiranya mereka bercakap dan melakukan maksiat. Sekiranya dia tidak mampu untuk membantahi mereka maka hendaklah dia meninggalkan mereka supaya tidak termasuk dalam golongan yang disebut dalam ayat ini (Tafsir Ayat al-Ahkam, jld. 5, 418, Dar al-Fikr, Beirut)
Sesiapa yang terus menyokong golongan atau pemimpin yang melakukan kejahatan dan kezaliman serta mempermainkan ayat-ayat Allah, maka sesungguh dia sama-sama menanggung dosa dengan pemimpin tersebut. Mungkin dia berkata, saya tidak menzalimi orang lain, atau mempersendakan agama tetapi sekadar menjadi ahli biasa parti sahaja, sedangkan pemimpinnya zalim dan jahat maka dia turut menanggung dosa.
Firman Allah dalam Surah al-Ahzab ayat 66-67- Maksudnya : Pada masa muka mereka dibalik-balikkan dalam neraka, mereka berkata (dengan sesalnya): “Alangkah baiknya kalau kami dahulu (semasa di dunia) taat kepada Allah serta taat kepada Rasul. Dan mereka berkata lagi: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mematuhi kehendak ketua-ketua dan orang-orang besar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar.
Demikianlah halnya ahli neraka yang dahulu menjadi pengikut setia para pemimpin yang melanggari ajaran Allah dan RasulNya. Mereka yang taat dan terus setia sehingga akhirnya mereka dihumbankan ke dalam neraka.
Firman Allah dalam Surah Hud ayat 113:
Maksudnya:Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang berlaku zalim maka (kalau kamu berlaku demikian), api neraka akan membakar kamu, sedang kamu tidak ada sebarang penolong pun yang lain dari Allah. Kemudian (dengan sebab kecenderungan kamu itu) kamu tidak akan mendapat pertolongan.
Peringatan
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَوْءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرَهُمُ الْفَاسِقُونَ
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik". [Ali Imron :110]
Demikian pula, Allah membedakan kaum mukminin dari kaum munafikin dengan hal ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلاَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمُُ
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".[At-Taubah:71]
Lihat dan perhatiakan 11 Tip Untuk Pemimpin Zalim Supaya Terus Memerintah.
Pertama - Menutup mulut golongan agama dengan memberi kuasa dan pangkat dengan itu mereka akan menjadi Syaitan Bisu dan membiarkan kezaliman pemimpin supaya masyarakat berfikir seolah-olah Islam membenarkan pemimpin berlaku zalim dan rakyat seolah wajib taat pada kezaliman tersebut.
Kedua - Menutup mulut golongan agama yang menerangkan hukum Islam dan yang menentang kemaksiatan dan kezaliman kepimpinan pemimpin dengan memasukkan mereka ke pusat tahanan tanpa bicara dan tanpa memberitahu kesalahan mereka dan menuduh mereka golongan komunis.Maka rakyat akan berfikir bahawa golongan agama tersebut kononnya golongan komunis dan masyarakat akan menyokong kezaliman pemimpin.
Ketiga - Menguasai sistem pendidikan untuk memansuhkan pelajaran tulisan jawi untuk memastikan masyarakat semakin jahil. Menghalang mana-mana sekolah khususnya sekolah agama dari memahami Islam secara menyeluruh kerana pelajar tersebut akan menjadi da'ie dan jundullah yang bakal mengungat kuasa pemimpin zalim. Ia akan membuatkan masyarakat bertambah jahil dari membaca dan memahami al quran dan memahami al Quran dan as Sunnah. Maka kejahilan masyarakat akan menguntungkan pemimpin yang zalim untuk terus berkuasa.
gambar hiasan
Keempat - Turut mewajibkan kelas tarian kepada semua sekolah termasuklah sekolah agama dengan menjadikan artis-artis yang rosak akhlak sebagai idola , maka pelajar akan sentiasa leka dengan hiburan dan belajar sekadar untuk lulus dann bukannya menjadi individu Muslim dan Mukmin. Kelembapan minda pelajar-pelajar berkaitan agama akan mengurangkan jumlah da'ie dan jundullah yang bakal menentang kezaliman pemimpin pada masa akan datang.
Kelima - Menambah dana untuk hiburan seperti di televisyen dan kelab malam. Hiburan melalaikan tersebut akan melalaikan masyarakat untuk mereka sentiasa "bersyukur" atas keamanan dalam melakukan maksiat. Masyarakat akan "istiqomah" dalam berhibur dan tidak mempedulikan sistem politik dan kepimpinan negara maka masyarakat yang "bersyukur" dan "istiqomah" tersebut akan terus menyokong kezaliman pemimpin.
Keenam - Perbanyakkan program-program bantuan namun berjenamakan parti politik dengan menggunakan dana kerajaan maka dengan itu masyarakat yang sentiasa "bersyukur" dan "istiqomah" tersebut akan terhutang budi dengan parti politik pemimpin yang zalim dan berfikiran seolah-olah dana tersebut hak milik parti politik tersebut dan bukannya milik seluruh rakyat. Maka minda masyarakat akan berfikir jika parti politik lain yang memerintah maka tiada dana kerana kesemua dana adalah milik parti politik pemimpin yang zalim maka dengan itu masyarakat akan terus menyokong parti politik pemimpin yang zalim demi memastikan mempunyai dana bantuan.
gambar hiasan
Ketujuh - Permainkan isu agama dan perkauman. Masyarakat akan bertelagah dan lupa kezaliman pemimpin dan mereka akan menyajak perpaduan atas tiket sesama bangsa untuk mengekal kuasa pemimpin yang zalim walaupun hakikatnya perpaduan tersebut adalah untuk kepentingan kroni. Maka masyarakat akan lupa perpaduan wajib atas dasar Islam dan terus bersatu demi kroni serta sanggup di zalimi yang kononnya untuk kebahagian anak cucu.
Kelapan - Menghalang atau menyekat mana-mana blogger yang membongkar kezaliman pemimpin dan membiarkan blogger-blogger lucah terus berleluasa untuk memastikan masyarakat "fokus" mencari kepuasan seks dan terlupa untuk mencari kesahihan informasi di internet. Apabila masyarakat dahagakan seks dan tidak mempunyai informasi yang jelas maka setiap informasi yang membodek kerajaan yang zalim akan didengar dan terus telan.
Kesembilan - Sekat suara mahasiswa dan ilmuan di universiti dengan mengatakan seandai mereka mengambil tahu hal elwal politik maka pembelajaran dan pengajaran mereka di universiti akan terjejas. Menaikkan pangkat mana-mana ilmuan di universiti dengan syarat mereka perlu "PEKAK" terhadap isu samasa. Dan juga memastikan mahasiswa yang "PEKAK" terhadap isu semasa dan yang sentiasa "bersyukur" dinaikkan menjadi pemimpin mahasiswa dengan itu mahasiswa yang peka terhadap isu semasa akan dikongkong dari menentang kezaliman pemimpin.
Kesepuluh - Ketika pemimpin dan kroni mengaut harta rakyat dengan menaikkan harga barang atau minyak atau apa saja dan ketika masalah kepimpinan sedang berlaku (seperti tanah negara terjual ke negara lain) sila buat provokasi fitnah seks dan berbagai jenis fitnah ke atas musuh parti politik serta memperbanyakkan hiburan secara maksimum secara tiba-tiba untuk memastikan masyarakat lupa bahawa hartanya dan harta negara sedang dikikis.
Kesebelas - Buat satu trademark seperti 1 Israel di mana dengan menyamatarakan cara kehidupan setiap masyarakat tidak kira agama dengan menyebabkan cara kehidupan masyarakat Islam tidak mengikut kaedah Islam tetapi mengikut kaedah campur agama atas tiket keperbagaian agama dan bangsa. Maka akan wujud sebilangan golongan yang menyokong kemaksiatan pemimpinan seperti menyokong penambahan kelab malam atas tiketkeperbagaian agama dan bangsa walaupun hakikatnya masyarakat Islam menjadi mangsa hiburan melalaikan.
Untuk melaksanakan 11 tip ini memerlukan dana kewangan yang banyak dan masa cukup lama namun saya amat yakin pemimpin yang zalim mampu melaksanakan 11 tip tersebut untuk terus berkuasa dalam kezaliman.
Dan untuk memastikan 11 tip ini terlaksana mungkin pemimpin yang zalim boleh memastikan Syaitan Bisu untuk "istiqomah" berdoa keterusan kekuasaan pemimpin tersebut.
Oleh yang demikian kewajiban menegakkan amar ma'ruf nahi munkar tidak hanya berlaku bagi orang lain saja. Penegakkan ini juga harus berjalan beriringan dengan penegakkan amar ma'ruf nahi munkar bagi diri sendiri/pribadi. Dengan demikian, maka tidak akan terjadi ketimpangan, dimana seseorang mampu menegakkan perintah tersebut bagi orang lain, sementara dirinya tidak terjamah dengan perintah tersebut.
Nabi menggambarkan kondisi orang tersebut sebagai seorang yang yang dilemparkan ke Neraka, kemudian di dalamnya ia berputar-putar di sekitar penduduk neraka seperti keledai memutari mesin giling tepung:
عَنْ اُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ بْنِ حَارِثَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ يُجَاءُ بِرَجُلٍ فَيُطْرَحُ فِى النَّارِ فَيَطْحَنُ فِيْهَا كَطَحْنِ اْلحِمَارِ بِرَحَاهُ فَيَطِيْفُ بِهِ اَهْلُ النَّارِ فَيَقُوْلُوْنَ أَيْ فُلَانٌ اَلَسْتَ كُنْتَ تَأْمُرُ بِاْلمَعْرُوْفِ وَتَنْهَي عَنِ اْلمُنْكَرِ فَيَقُوْلُ اِنِّى آمِرٌ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلَا أَفْعَلُهُ وَاَنْهَى عَنِ اْلمُنْكَرِ وَأَفْعَلُهُ
"Dari Usamah bin Zaid bin Haritsah ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Suatu saat nanti ada seorang laki-laki yang didatangkan dan kemudian dilemparkan ke dalam api neraka. Di dalamnya ia berputar-putar seperti keledai yang berputar-putar mengelilingi mesin giling tepung, maka berkumpullah penghuni neraka mengelilingi dan bertanya: "Hai Fulan!, Bukankah engkau adalah yang dulu memerintah untuk berbuat ma'ruf dan mencegah dari kemunkaran? Ia menjawab, "Ya, dulunya aku adalah yang menyuruh berbuat ma'ruf tapi aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah kemunkaran, namun aku sendiri melakukannya". (HR. Bukhari)
Orang yang digambarkan dalam hadis di atas ibarat lilin. Ia mampu menerangi di sekitarnya, akan tetapi ia sendiri habis termakan api. Allah mencerca dan mempertanyakan kepribadian orang tersebut sebagai orang yang tidak berfikir.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti (berfikir)? (QS. Al-Baqarah: 44).
Meski demikian, bukan berarti bahwa untuk amar ma'ruf nahi munkar harus menunggu pribadi seseorang menjadi baik. Al-Asqalani menyatakan bahwa sebagian ulama berpendapat, wajib hukumnya melakukan amar ma'ruf nahi munkar bagi seseorang yang ada telah memiliki kemampuan untuk itu dan tidak ada kekhawatiran bahaya pada dirinya sekalipun di tidak melakukannya. Karena secara umum, orang melakukan amar ma'ruf diberi pahala apalagi kalau dia merupakan seorang yang patuh menjalankan agama.
Lebih lanjut al-Asqalani menyatakan bahwa menegakkan amar ma'ruf nahi munkar dilakukan pada saat seseorang telah menegakkannya pada dirinya adalah merupakan konsep ideal (afdhal).
Semoga kita mendapat hidayahnya Amin.....
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment