Monday, June 23, 2014

Sholat dalam Tasawuf ,Ahli Susi,Fiqh

بسم الله الرحمن الر حيم
إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمرانالآية: 102

OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI

Sholat dalam Tasawuf 
TIGA SUDUT PANDANG TASAWUF
Tasawuf sumbernya ada 3 macam (tasawuf indal akhlaq wal adab, tasawuf indal Fuqaha, tasawuf inda ahlil Ma’rifat ) Ini yang perlu diketahui. Tasawuf indal akhlaq wal adab bisa kita terapkan sedini mungkin untuk anak-anak kita. terutama makan dengan tangan kanan, masuk kamar mandi dengan kaki kiri, keluar kaki kanan ini tasawuf akhlak wal adab. Karena sumbernya tasawuf adalah min akhlaq wal adab, dari pekerti dan tatakrama.

Yang kedua adalah tasawuf indal fuqaha: bagimana fiqih ini tidak berhenti hanya secara fiqhiah belaka. Contoh orang kalau sudah menjalakan wudhu mau sholat, setelah dipake shalat wudhunya kemana? Selesai kan?! Nah orang tasawuf tidak mau. Tasawuf menuntut sejauhmana anda membawa wudhu ini terlepas daripada kefardhuan yang sudah anda laksanakan. Apakah anda wudhu didalam shalat hanya terikat oleh syarat-syarat atau hukum-hukum syari’at. Anda dituntut oleh ulama tasawuf agar wudhumu bisa mewudhui bathiniah Anda atau tidak. Dan seterusnya. Disinilah hebatnya ilmu tasawuf. 

Tasawuf inda ahli ma’rifat, nah disni banyak orang terjebak. Dalam dunia tasawuf, dalam ilmu ma’rifat mereka yang perbendaharaannya belum mumpuni, belum mencukupi seringkali terjebak. Akhirnya dia memunculkan analis-analis, seolah-olah tasawuf berbau Budha tasawuf, berbau Hindu. Karena apa? Mereka tidak tahu. Ilmu ma’rifatnya saja mereka tidak mengerti, apa sebetulnya ma’rifat itu. Dari kekosongan itu, mereka belajar menganalis tasawuf; orang-orang yang sudah ahli Marifat, tinggi sekali, dengan bahasanya yang luar biasa. Wong dalam Tasawuf fuqaha saja mereka sudah tidak bisa memahami. Contoh Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad al Ghazali menjawab dunia falsafah, menjawab dunia tauhid aliarn ilmu kalam pada waktu berkembang macem-macem faham. Dijawab dengan tasawuf fuqaha, yaitu dengan munculnya ‘Ihya Ulumiddin’. Mengapa dalam kitab Ihya ulumiddin banyak hadits - hadits maudhu’ disamping dhaif. Karena apa? Pendapatnya ahli falasifah dijawab oleh Imam Al Ghazali dengan hadits yang maudhu saja, masih lebih baik haidits maudhu’ daripada pendapat-pendapat kaum falasifah. Masih tepat, karena apa? Walaupun ini maudhu, tapi yang menggunakannya adalah orang-orang yang mengerti ma’rifat kepada Allah. Makanya disini digunakan oleh Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali.

SHOLAT SESUAI ILMU TASAWUF

menurut ilmu tasawuf, maka apabila orang itu sholat walau dg sarat rukunnya tapi dia makan barang haram, dan melakukan segala perbuatan tercela, seperti sombong zina, membunuh, membicarakan kejelekan orang, mengadu domba, melakukan riba, minum arak, dan perbuatan dosa yang lain maka solatnya tak sah, dalam artian tidak menerim phala, atau makin salat makin menjadi-jadi dosanya.

SHOLAT DALAM PANDANGAN AHLI SUFI

·         Takbirotul Ihram

Di sini maksudnya, berpisah dari Alam Mulki dan fanalah hamba. ketika mengucapkan ‘Allohu Akbar’. Hanya sifat ‘yang menyembah’ saja yang tinggal sebagai penzohiran. wujud Alloh ‘Yang Disembah’. Ia bergerak dengan gerak Alloh. Ia berkata-kata dengan kata-kata Alloh. Takluknya dalam rahasia Titik bagi Alif – ‘Tiada’. Seperti kata Abu Yazid Busthomi, “Ariftu Robbi bi Robbi’. (Aku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku).[4]

·         Membaca Fatihah

Ketika membaca Fatihah, terbukalah Pintu Alam Malakut bagi ‘yang menyembah’. Dia menyaksikan kalimat Alloh melalui penyingkapan (syuhud) akan firman Alloh; “Maliki yaw middin” di dalam Kerajaan Alloh Ta’ala. Dari takluknya ‘Tiada’ ia menjadi Titik dari NurNya (Nur Muhammadi) . Dengan Nur Muhammad inilah ‘yang menyembah’ mengenal dirinya ‘man arofa nafsahu’ - sebagai ‘Ruh-Nya’ yang pernah dihimpunkan di Alam Lahut semasa Adam baru sempurna kejadiannya, yakni ketika Jibril menepuk tulang sulbi Adam, maka keluarlah semua ruh anak cucu Adam dari tulang sulbi Adam itu.

Adapun ‘Ruh-Nya’ itu pada hakikatnya adalah satu jua, yaitu daripada Sirulloh.Ruh anak cucu Adam itu hanyalah bayangan (menumpang) dari Ruh-Nya.Tanpa hadirnya Nur Muhamad, ‘yang menyembah’ tak mungkin bisa berhadap di depan Alloh Ta’ala. Dengan perwujudan Nur Muhammad inilah maka ‘yang menyembah’ .... “ Kepada Engkaulah kami sembah dan kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan mereka yang Engkau berikan ni’mat, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.”. Maka di Amin kan akhir Fatihah itu oleh para malaikat dari setiap 7 lapis langit, yaitu dari: Alam Mulki, Alam Malakut, Alam Jabarut, Alam Bahut, Alam Lahut, Alam Ahut dan yang tertinggi Alam Al-Insan yang di sinilah kemuncaknya Sholat itu. Adapun maksud ‘jalan yang lurus’ bagi kalangan sufi ialah Mi’roj. Sebagaimana sabda Nabi SAW; “Sholat itu adalah mi’roj bagi mukmin”. Tujuan Mi’roj itu ialah Penyatuan, yakni kembalinya ‘yang menyembah’ kepada ‘Yang Disembah’.

·         Rukuk

Takluknya kepada huruf 'Lam' terzohirnya dari Alif - 'yang menyembah' menampakkan 'Yang Disembah'. Alif adalah Kanzun Mahfiyyan (Yang Tersembunyi). Yang Tersembunyi ingin dikenali maka dizohirkan Lam sebagai tabirnya. Sabda Nabi SAW,"Dirikanlah sholat seolah-olah kau melihat Alloh". Para Arif Billah telah berkata bahwa"Siapa yang kenal dirinya, kenallah Tuhannya." 'Yang menyembah' dinatijahkan seperti 'angin', manakala tatkala 'yang menyembah' pada posisi berdiri tadi, natijahnya adalah 'api' – fana dalam wujud. Api itu sifatnya membakar - yakni melenyapkan keakuan diri. Pada tahap 'rukuk' ini, 'yang menyembah' berada dalam suatu tarikan yang tersangat kuat dari Nur Muhammad. Justru itulah ia dinatijahkan kepada angin (tunduk dan menderu). 'Yang menyembah' ditarik masuk ke dalam Alam Jabarut dan berpisah dari Alam Malakut. Justru itulah kata para Arif Bilah , "Barangsiapa mencari Tuhan jauh  dirinya, niscaya akan sesat.". sebabbnya Allah teramat dekat dengan kita ,Pada tahap ini 'yang menyembah' melepas qolbunya dan yang tinggal padanya adalah Roh-Nya yang akan naik ke lapisan yang lebih tinggi untuk kembali kepada Tuhan. Alam Jabarut yang menghubungkan Perbendaharaan Wujud (batas larangan yang tak bisa ditembus melainkan kepada Nur Muhammad) di antara yang 'maujud' - 'yang menyembah'. 'Yang menyembah' mengenal dirinya di Alam Jabarut, maka tersingkaplah baginya seluas-luasnya wujud Alloh tanpa tabir bahwa 'yang menyembah' telah bersatu dengan 'Yang Disembah' sebagaimana adanya di dalam Misykat itu ialah Cahaya-Nya. (Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ). Maka bertasbihlah 'yang menyembah', "Maha suci Tuhanku yang Maha Agung dengan sifat kepujiannya”

Jika difahami ayat itu, maka pengertian bersatu dengan 'Yang Disembah' yang dimaksudkan di sini bukanlah mengambil kefahaman 'Hulul' sebagaimana yg diyakini oleh Mansur Al-Hallaj. Yang lebih ditekankan di sini ialah Wahdatusy-Syuhud (Kesaksian Penyatuan).

·         I’tidal

'Yang menyembah' adalah yang dibangkitkan - ‘Yang menyembah’ masuk dalam ‘Pintu Kematian.’ “Matikanlan dirimu sebelum mati”. Di sini juga artinya ‘waqof’ (sementara) dalam Sholat.

·         Sujud Awal

Takluknya kepada huruf 'Lam' - juga huruf 'Mim'. Nabi Muhammad SAW bersabda,"Aku dizohirkan ke dunia dalam keadaan sujud". 'Yang menyembah' dinatijahkan kepada air. Air adalah sumber kejadian Alam Mulki. Arasy Tuhan berada di atas air. Maka 'yang menyembah' dinatijahkan kepada air, karena di sinilah 'yang menyembah' sampai di Alam Bahut. Alam Bahut adalah Pembatasan Terakhir Segala Penzohiran, Ungkapan Syeikh Akbar Ibnu Arobi; Syajarotul - Kaun (Pohon kejadian) atau sebutan yang sering juga disebut - Sidrotul Muntaha. Pada tahap ini 'yang menyembah' adalah Ruh-Nya yang di dalam Sirr. Sabda Nabi Muhammad SAW ketika mi'roj baginda melihat Wajah Alloh, "Aku tidak tahu di mana aku berada". Pada tahap ini juga 'yang menyembah' menyerap kepada 'Yang Disembah' seolah-olah 'yang menyembah' itulah 'Yang Disembah,' 'Yang Disembah' itulah 'yang menyembah, - yang pada hakikatnya wujud terurai dalam fana fil sifat dan lebur dalam fana fil zat – ‘Melihat Alloh dengan Alloh’ – maka ‘yang menyembah’ diberikan pengetahuanNya – Anal Haq (Akulah Yang Benar’).

Dari sisi tahap ini, lihatlah kepada ‘Basmalla’. Hanya ‘Ba’ dalam Basmallah saja yang tercantum dengan Alif. Sabda Nabi SAW; “Seluruh kitab Al-Qur’an itu terkandung dalam Al-Fatehah. Dan seluruh Al-Fatehah itu terkandung dalam Basmallah. Dan Basmallah terkandung dalam huruf ‘Ba’. Dan rahasia ‘Ba’ itu adalah Titik di bawahnya” Inilah yang dimaksudkan oleh Syekh Ibnu ‘Arobi Wujud Kesatuan – Wahdatul Wujud. Maka bertasbihlah ‘yang menyembah’, “Maha suci Tuhanku yang Maha Mulia dengan sifat kepujian-Nya.”

·         Duduk diantara 2 Sujud

Takluknya pada huruf ‘Ha’ besar dan juga ‘Ha’ kecil (maksudnya selepas huruf Jim). ‘Yang Menyembah’ telah dikurniai ‘Baqo’ setelah fana fil sifat dan fana fil zat. Dengan dikurniai ‘Baqo’, barulah ‘yang menyembah’ dapat memasuki Perbendaharaan Rahasia Tuhan – Ilahiyat - pada sujud yang akhir nanti, sebagaimana diistilahkan oleh para Arif Billah melalui tiga tahapan, Yaitu ; ( Ahadiat, - Wahdat, - Wahadiat ). Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Lahut – Alam Tiada, yang tiada sesuatu pun yang tercipta, tiada awal dan akhir, ‘yang menyembah’ menyaksikan kekosongan tanpa perbatasan, dan disinilah awalnya Diri yang kemudiannya dizohirkan sebagai Adam. Di kalangan sufi, ia juga diistilahkan ‘Negeri ‘Adami’. Diri (‘yang menyembah’) dinisbahkan kepada air yakni Air Mutlak, inilah asal-usul manusia dari alam tiada ‘La’.

Pada tahap ini juga ‘yang menyembah’ adalah di dalam Sirr-Nya – Ruh-Nya dalam keghoiban Nur Muhammad. Haqiqot Ruh-Nya adalah Nur Muhammad. Di sinilah ia bermunajat; “ Tuhanku ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, afiatkanlah aku dan maafkanlah aku.”

·         Sujud Akhir

Takluknya pada rahsia huruf ‘Ha’ – yang tak kelihatan atau bunyi diujungnya ‘Hu’ dan juga huruf ‘Mim’. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Ahut’ pada nisbahnya air yang di bawah ‘Arasy Tuhan . Yang tinggal pada ‘yang menyembah’ adalah Sirulloh. Di dalam Sirr, inilah Aku. Kata Ahli Sufi, ‘Air dalam gelas, tak dapat dibedakan lagi. Air itulah gelas. Gelas itulah air.” ‘Yang menyembah’ itulah ‘Yang Disembah’ dalam gedung makrifat, bukan dalam gedung syari’at, gedung thoriqot dan gedung haqiqot. Pahamkanlah ini ‘Yang menyembah’ tidak bisa menjadi ‘Yang Disembah’ dalam arti haqiqot. Ini hanya pada makrifat semata-mata. Ingatlah, bukan faham hamba yang bertukar menjadi Tuhan. Camkan air di dalam gelas, bersatu dalam kejernihan. Lihatlah pada ‘ombak’- ombak hanya pada nama yang diberikan padahal itu air yang beriak dan menggelora.

Pada sujud akhir inilah, ‘yang menyembah’ memasuki Wilayah Ilahiyat:
·       Ahadiat – Zat Mutlak atau Zat wajibal wujud
·       Wahdat – Zat Yang Maha Esa
·       Wahadiat – ILAH - Zat yang maha kaya daripada tiap-tiap sesuatu yang lain dan sesuatu yang lain memerlukannya.

Zat ingin dikenali sebagai Kanzun Mahfiyyan. Di sinilah terbitnya ungkapan ‘Kun’ jadilah maka jadilah ia.

·         Duduk Tahiyat Akhir

Takluknya pada huruf Dal. Pada tahap ini ‘yang menyembah’ berada di Alam Al-Insan, dinisbahkan kepada tanah ketika ia duduk – dalam kesempurnaan. Dia yang mengenal dan Dialah yang dikenal pada akhirnya. Dialah yang turun dan naik dalam mi’roj.“Rahasia Insan RahasiaKu, RahasiaKu Rahasia Insan”.

Di Alam Insan, ‘yang menyembah’ diliputi dengan Wujud, Ilmu, Nur dan Syuhud, maka Zat adalah rahasianya, Sifat adalah ruhnya, Asma’ adalah qolbunya dan Af’al adalah tubuhnya. Di sinilah ia mengucapkan Selamat sejahtera (tahiyat) ke atas Nabi dan rahmat Alloh dan keberkatan-Nya. Juga kepada hamba-hamba yang solihin sekaliannya. Dialah yang menyaksi dan dialah yang bersaksi tiada Tuhan melainkan Alloh dan Muhammad adalah utusan Allah swt.

·         Salam

“Salamun qowlam mir-robbir- rohiim”. Inilah salam ahli syurga. Syurga inilah yang dinikmati oleh ‘yang menyembah’, yakni syurga yang di dalamnya tanpa bidadari, sungai, buah-buahan dan pepohonan. Di syurga inilah ‘yang menyembah’ terlena memandang Wajah Alloh.

Perlu kita renungi ini adalah sutu konsep atau pandangan dari para Arif Bilah yang pemahamannya sudah jauh dari manusia awam, yang perlu kita tekankan sholat (sujud) adalah salah satu rahasia diri kita, jadi tidak perlu diungkapakan dengan kata-kata bagaimana aku sholat (sujud), cukuplah untuk diri kita pribadi,. (semuanya jadi kosong). tapi jika kita berkholwat silahkan berbicara sebebas - bebasnya.
PERBANDINGAN SHOLAT DALAM PERSEPEKTIF FIQIH DAN TASAWUF

·       Sholat dalam persepektif fiqih ( sholat formal )

Sebagai ibadah terpokok dalam Islam, shalat dipastikan menjadi "trade mark" bagi siapapun yang mengaku beragama Islam, artinya ke-Islaman seseorang secara lahir dapat dilihat dari shalatnya. Jika shalatnya "baik" maka orang tersebut dikenal sebagai Islam santri atau Islam "hijau" (terkadang disebut Islam putih). Sebaliknya jika shalatnya "jelek" atau malah tidak shalat, maka orang tersebut akan dikatakan sebagai Islam KTP atau Islam abangan.

Lebih dari sekedar "trade mark" , ada sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh at-Turmudziy dll, bahwa Rasulullah SAW menegaskan betapa pentingnya shalat:
إن أول ما يحاسـب به العبد يوم القيامة من عمله صـلاته فإن صلحت فقد أفلح وأنجح وإن فسدت فقد خاب وخسر...(الحديث(
"Sungguh, amal seorang hamba yang pertama kali diperhitungkan pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka dia benar-benar telah beruntung. Tetapi bila shalatnya jelek, maka dia sungguh-sungguh amat merugi...".

Dalam tataran fiqih, shalat dikatakan "baik" manakala telah memenuhi syarat (sesuatu yang harus dipenuhi sebelum melakukan shalat) dan rukun (sesuatu yang harus dipenuhi ketika mengerjakan shalat) nya. Sebagaimana dapat dibaca dalam kitab-kitab fiqih, syarat shalat ada dua macam ( Syarat wajib sholat dan Syarat sah-nya sholat ).

Syarat wajib sholat yaitu ;
1.       Islam
2.       Baligh ( bagi laki-laki bila sudah mimpi keluar mani, sedang bagi perempuan bila sudah haidl)
3.       Berakal sehat (tidak gila)

Sedangkan, Syarat sahnya sholat, yaitu :
1.       Mengetahui waktu shalat
2.       Suci dari hadats (baik hadats kecil maupun hadats besar) dan najis
3.       Menutup aurat (bagi laki-laki adalah bagian badan antara pusat dan lutut, sedang bagi perempuan adalah seluruh tubuh selain muka dan dua tapak tangan)
4.       Menghadap arah qiblat bagi yang memungkinkan

Sementara, Rukun sholat adalah :
1.       Berdiri bagi yang mampu (kalau tidak mampu maka duduk, dan jika tidak sanggup maka telentang dengan posisi kaki di arah qiblat)
2.       Takbiratul Ihram (mambaca Allaahu Akbar pertama) disertai niat shalat
3.       Membaca surat al-Fatihah (dalam keadaan berdiri bagi yang mampu)
4.       Ruku' (membungkuk 90 derajat)
5.       I'tidal (berdiri tegak sesudah ruku')
6.       Sujud (7 anggota badan harus menyentuh tempat shalat, yaitu dahi, dua tapak tangan bagian dalam, dua lutut dan jari-jari dua kaki) dengan posisi pantat diangkat lebih tinggi dari kepala
7.       Duduk di antara dua sujud
8.       Duduk tahiyyat/tasyahhud (membaca at-tahiyyaat/syahaadatain)
9.       Membaca tahiyyat/tasyahhud dan shalawat Nabi.
10.    Mengucapkan salam (sambil menengok ke kanan dan ke kiri)
11.    Tertib (semua rukun shalat dikerjakan secara urut)

Seorang muslim/ah yang telah melaksanakan shalat dengan memenuhi syarat dan rukun tersebut, berarti telah menunaikan kewajibannya. Mengenai bacaan/doa (selain rukun di atas) yang mengiringi/menyertai semua gerakan dalam shalat hukumnya adalah sunnah (sebaiknya dibaca, tetapi kalau tidak dibacapun shalatnya tetap sah)

Mengenal Syariat,Thoriqat,Hkikat,Ma'rifat dan Mensucikan Hati



بسم الله الرحمن الر حيم

إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمرانالآية: 102


OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI
Mengenal Syariat,Thoriqat,Hkikat,Ma'rifat dan Mensucikan Hati
Para Ahli dan Para ulama Sufi/Tasawuf Pemahaman Ketauhid-an yang harus dilewati melalui 4 tahapan yakni; Syariat, Torikah, Hakekat dan Makrifat.
Rosululloh SAW: "Syariat itu ucapanku, Thoreqot itu perbubatanku, Hakikat itu merupakan tingkah laku daripadaku, dan Ma'rifat itu pokok dasar (modal) atau pangkal kekayaan (baik zahir mahupun batin)" (Hadis Riwayat Anas bin Malik)"
Dalam riwayat hadits yang lain dinyatakan bahwa :
اِنَّ شَرِيْعَتـِيْ جَائَتْ عَلىَ ثَلاَثـمِاِئَةٍ وَثَلاَثَ عَشَرَةَ طَرِيْقَةً. لاَ تَلَّقَى اْلعَبْدُ بِهَا رَبَّنُاَ اِلاَّ دَخَلَ اْلـجَنَّةَ ( رواه الطبرني )
“Sesungguhnya syariatku datang membawa 313 thariqah, tiap hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Allah dengan salah satunya, pasti masuk surga”. (HR. Thabrani)
4 Tahapan itu adalah:

SYARIAT/Fiqih: Hukum-hukum untuk memperbaiki amal lahir yang telah diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah yang bersumber dari Quran dan Hadits serta Ijma Para Ulama. Seperti bagai mana cara menerapkan cara wudhu yang benar, sholat rukun dan syaratnya yang benar, aturan bayar zakat, Puasa, Haji, aturan dalam kedidupan sehari-hari dll.

THOREQOH: Suatu praktek perbuatan untuk membersihkan hati dan membersihkan relung-relung hati dari karatnya dosa, dan kelalaian dengan melakukan amalan-amalan seperti: Istiqfar, wirid, dzikir dalam waktu dan hitungan tertentu atas bimbingan Al-Ghouts atau sang Guru yang khamil-mukamil (sempurna dan menyempurnakan) sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah saw serta dikerjakan oleh para sahabat, para Ulama Salafus sholihin, para-ulama secara bersambung dan serantai hingga pada masa kini dan seterusnya turun-temurun sampai kepada guru MURSYID yang bisa mengantarkan si murid kepada Tuhannya.

HAKIKAT: Setelah melakukan Syariat dan Tarekat dimana hakekat dari manusia dan kesejatian hidup akan ditemukan, sehingga ia dapat menyaksikan tanda-tanda ketuhanan dengan matahatinya. Hati menyadari bahwa segala sesuatu, termasuk gerak-gerik dirinya lahir batin seperti : melihat, mendengar, merasa, menemukan, bergerak, berdiam, berangan-angan ,berfikir dan sebagainya semua adalah Alloh SWT, yang menciptakan dan yang mengerakan. Jadi semuanya Billah.

MA’RIFAT: Marifat menurut istilah adalah sadar kepada Allah SWT, yakni : Merupakan kecintaan kepada Allah dengan makna seluas-luasnya. Ma’rifat juga bisa dikatakan hadirnya kebenaran Allah pada seorang dalam keadaan hatinya selalu berhubungan dengan Nur Illahi wa Rosulullohi wa Ghoutsu Zaman.
Dan kunci untuk mendapatkan itu semua adalah:

1. Mujahadah (Bersungguh-sungguh dalam mencari dan mengamalkan ilmu)
2. Riadhah (Latihan)
3. Membersihkan Hati dari nafsu-nafsu yang tidak di ridhoi Alloh menuju nafsu mutmainah.
4. Zuhud (Meninggalkan sesuatu yang memalingkan dari Alloh, Banyak prihatin, puasa, tidak serakah dan mencontohi para Nabi dan Wali)
KESAKSIAN PARA ULAMA SALAFUS SHOLIHIN TENTANG KAUM SUFI/TASAWUF:
1. Al-Imam Hujjatul Islam Al-Ghozali berkata :
“Sungguh aku telah mengetahui secara yakin bahwa ahli tasawwuf mereka adalah orang yang menapaki jalan Allah Ta’ala secara khusus, sejarah hidup mereka sebaik-sebaik sejarah. Jalan mereka paling benarnya jalan. Akhlak mereka sesuci-sucinya akhlak” ( ini adalah jawaban pada orang yang mengingkari ahli tasawwuf) . (Al-Munqidz minadh Dholal :hal: 17, karya imam Ghozali)
2. Imam Abu Hanifa (Pendiri Mazhab Hanafi) (81-150 H./700-767 M)
“Jika tidak karena dua tahun, saya telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Ja’far as-Sadiq dan mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahuijalan yang benar”. Itulah dua tahun bersama Ja’far as-Sadiq”. Dalam Ad-Durr al-Mukhtar, vol 1. p. 43
3. Imam Malik (Pendiri Mazhab Maliki) (94-179 H./716-795 M)
“Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawuf tanpa fikh maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fikh tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dan fikh dia meraih kebenaran).” (dalam buku ‘Ali al-Adawi dari keteranganImam Abil-Hassan, ulama fikh, vol. 2, p. 195)
4. Nasihat Imam Asy-Syafi'I Rohimalloh (Pendiri Mazhab Syafi’i) (150-205 H./767-820 M):
“Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawwuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]
5. Imam Ahmad bin Hanbal (Pendiri Mazhab Hambali) (164-241 H./780-855 M)
Imam Ahmad (r): (Anakku kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka tetap mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka orang-orang zuhud dan mereka memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi,” (Tanwir al-Qulub, p. 405, Shaikh Amin al-Kurdi)
Imam Ahmad (r) tentang Sufi:”Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka” ( Ghiza al-Albab, vol. 1, p. 120)
##########
Apa dasarnya Al-Mukharom Mbah K.H. Abdul Madjid Qs Wa Ra menjadikan Sholawat sebagai amalan (Tasawuf) untuk menggapai Ma’rifat?
Jawab:
Dalam kitab Sa’adatud Daroini diterangkan: Para ahli-ahli tasawuf dari Zaman dahulu berusaha bersama-sama mencari jalan untuk menuju ma’rifat kepada Alloh SWT dengan berbagai THOREQOH atau jalan, dengan guru yang khamil-mukhamil. Namun karena di akhir zaman ini mencari seorang Guru yang khamil-mukhamil sangat sulit. Maka para ulama tasawuf bersepakat (i’tibar), bahwa cara yang paling gampang dan tidak beresiko dalam pendekatan diri kepada Allah yaitu dengan memperbanyak bacaan Sholawat dan beristiqhfar. Maka dikatakan dalam kitab Sa’adatud Daroini yang berisi mengupas keutamaan sholawat:
“AGROBUT TURUQI ILLALLAH FI AKHIRI ZAMANI KATSROTUL ISTIQFAR WA SHOLAWATUL ‘ALANNABIY”
“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Allah pada akhir zaman, khususnya bagi orang-orang yang banyak dosa, adalah memperbanyak istiqhfar dan membaca sholawat kepada Nabi SAW”
Dikatakan oleh Syekh Hasan Al-Adawi di dalam ktab “Dailul Khoiror” yang kemudian dibenarkan dan dan didukung oleh para Ulama Shufi lainya yaitu sebagai berikut:
”Sesungguhnya membaca Shalawat kepada Nabi SAW itu bisa menerangi hati dan mewushulkan kepada Tuhan Dzat Yang Maha Mengetahui perkara ghaib.”
Selain itu Saidina Ali Zainal ‘Abidin bin Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib ra berkata : “Tanda-tanda orang ahlus-sunnah adalah memperbanyak sholawat kepada Nabi SAW“

Sunday, June 22, 2014

Siapakah Sebenar Panji Hitam dari Timur yang dimaksudkan?

بسم الله الرحمن الر حيم

إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمرانالآية: 102


OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANUR

Siapakah Sebenar Panji Hitam dari Timur yang dimaksudkan?




Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ishaq Al Washithi An Naqid; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ishaq dari Yazid bin Hayyan; aku mendengar Abu Mijlaz menceritakan dari Ibnu Abbas, ia berkata; \"Sesungguhnya panji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwarna hitam dan benderanya berwarna putih.\"- sunan Ibn Majah 2808

Tidak ramai yang tahu, hanya Allah lebih mengetahui....sekirannya kita melihat di dunia sekarang, panji-panji Timur ini lebih nampak kepada pejuang-pejuang Afganistan, kerana ada banyak hadis tentang keadaan muka bumi yang bergunung-ganang, pasukan ini tidak pernah kalah dengan mana-mana pasukan, kita lihat pejuang-pejuang Afganistan tak pernah mengaku kalah sewaktu berperang dengan Rusia dan US.

Namun begitu....kedudukan di bahagian timur kaabah, (pusat kiblat orang Islam) tertera seperti peta di atas, memungkinkan negara Malaysia adalah salah satu tumbuhnya gerakan Panji Hitam....perlu diingat golongan ini tidak akan mendedahkan diri mereka kerana perjuangan mereka adalah ikhlas kerana Allah, hingga saat-saat akhir zaman di mana pertelingkahan, pergaduhan, peperangan yang dasyat berlaku dengan sendirinya mereka akan mendedahkan diri mereka dan berjuang untuk menegakkan kebenaran...sehingga kini, kita tidak tahu siapa dan di mana mereka berada...

Menggunakan kuasa logik pemikiran manusia....gerakan panji hitam ini akan bergerak secara berjemaah dan akan membawa pengikut-pengikut di seluruh dunia hingga berjumpa dengan Imam Mahdi di Mekkah...seperti mana yg telah diriwayatkan dalam hadis di bawah.

Jika melihat kedudukan jarak yang paling jauh dari arah timur mekah, Antara negara yang paling jauh adalah Malaysia, Indonesia dan Brunei. Maka, ia memungkinkan kebangkitan panji hitam ini datang dari arah sini.

Mengikut hadis, kumpulan ini sentiasa berperang hinggalah ke akhir zaman.....fikirkan siapakah pejuang-pejuang Islam di Asia Tenggara yang masih lagi berjuang....mungkinkah pejuang Melayu Moro di Selatan Filipina yang berdekatan dengan Brunei yang hingga sekarang hidup dalam tekanan di bawah pemerintahan Kristian Filipina? Atau mungkin pejuang-pejuang Melayu Islam Patani Selatan Thailand yang hingga sekarang masih lagi sekarang anti Islam dan menentang segala dakwah Islamiah di Selatan Thailand? Atau mungkin pejuang-pejuang Melayu Champa di Kemboja yang hidup dalam pentadbiran kuku besi Myanmar?

Fikirkan jarak manakah yang paling jauh? Kelompok Melayu manakan yang sentiasa berperang dan tidak pernah kalah....?

Gambar di bawah adalah orang melayu Islam Champa yang berbuka puasa....sebahagian hasil sedekah adalah datang dari sumbangan orang-orang Melayu Islam Malaysia...Janganlah berhenti memberikan sumbangan pada mereka...Mungkin mereka yang akan menjadi panji hitam yang membawa kepada kegemilangan Islam....


Gambar di bawah pula adalah orang-orang Melayu Pattani yang masih lagi berjuang,Mungkin ramai yang mengetahui peristiwa berdarah yang berlaku pada pada 8 Jun 2009 yang lalu. 10 orang ahli jemaah yang sedang menunaikan solat Isyak di Masjid Al-Furqan telah diserang dan dibunuh dengan kejam. Mungkin juga ramai yang masih ingat peristiwa kematian sekurang-kurangnya 85 orang pemuda muslim di Tak BAi pada 25 Oktober 2004. Namun, apa yang kita ketahui hanyalah sebahagian kecil daripada penderitaan saudara kita di Pattani. Jangan berhenti memberikan pertolongan demi pertolongan pada mereka ....



Gambar di bawah pula adalah pejuang-pejuang Melayu Islam Moro di Selatan Filipina. Baru-baru ini semasa pilihanraya Filipina, ramai pejuang-pejuang Islam di Moro yang telah dibunuh dengan kejam, antara tentera kerajaan dengan pejuang pemisah Barisan Pembebasan Islam Moro (MILF) di Mindanao.



Manakala, orang Melayu di Malaysia adalah antara yang terkaya di dunia....dengan hasil bumi yang melimpah ruah....makanan yang sentisa berlebihan, diberikan segala kemewahan, kemakmuran dan kesejahteraan...Beribadah lah dari pagi hingga ke malam di masjid...tidak ada siapa yang akan melarang....Pakailah tudung, hingga menutup seluruh tubuh dengan hitam ...berpurdah..tidak ada siapa yang akan larang hatta untuk masuk ke universiti pun boleh asalkan mendapat keputusan yang cemerlang....Belajarlah ilmu agama dari pagi ke malam dan berdakwahlah dari pagi ke malam tidak ada siapa yang akan melarang....carilah rezeki, bekerjalah dari pagi ke malam tidak ada siapa yang akan melarang....mandilah dari sungai-sungai dan air terjun yang sejuk dan segar seperti di syurga....kita dilimpahkan nikmat yang melimpah ruah....apakah tujuan kita diberikan nikmat ini dari Allah? Fikirkanlah orang lain yang susah.....sentiasalah berikan sumbangan anda pada pejuang-pejuang Islam yang sentiasa berperang...mereka berkemungkinan besar menjadi panji Hitam yang akan berjuang menyelamatkan orang islam di seluruh dunia....



Mengikut hadis, dan hasil kajian sejarah, melayu di Tanah Melayu yang berdaulat inilah bangsa yang tidak pernah dikalahkan walaupun diserang dari pelbagai sudut...peperangan demi peperangan dari potugis, hingga ke kominis, serangan ekonomi Soros, serangan akidah dengan tujuan memurtadkan orang melayu, serangan psikologi yang tertonjol dari segenap petikan channel TV dan ASTRO...masih lagi ada insan-insan melayu yang sukar di kalahkan....mereka ada cuma mereka tidak tonjolkan diri mereka siapa....terdiri dari hamba-hamba Allah yang sentiasa kusyuk, tawaduk mengadap Ilahi...Mereka tidak memerlukan kerusi-kerusi Parlimen mahupun tahta.....Harta-harta yang terdiri dari emas kuning dan hitam (minyak).....Mereka terdiri dari orang biasa yang sentiasa merendah diri tidak menonjolkan tahap keimanan mereka dengan sentiasa berjubah, serban dan bertasbih di tangan...tapi hati -hati mereka sentiasa dekat dengan Tuhan...Mereka akan memakai baju hitam, membuktikan mereka sentiasa bersiap sedia berperang demi agama Allah yang tercinta...
Punyai ilmu gaib, sehingga seluruh jin dan syaitan gerun pada mereka...jin-jin Islam akan turut setia mengikut perintah....Mereka juga mahir dalam ilmu persilatan dan ilmu perubatan

Nantikan kedatangan mereka...Melayu...Bangsa Jawi...akan kembali bangkit berjuang ...Merekalah panji hitam...Ingatlah perjanjian Allah itu benar...Islam akan pasti ditegakkan, berjuanglah bersama mereka walaupun terpaksa merangkak di atas salji..itulah pesanan rasulullah saw. Bersihkanlah diri dari hasad dengki, nafsu-nafsu syahwat terdiri dari wanita dan harta serta pangkat...bertaubatlah sebelum terlambat..

Di bawah adalah hadis rujukan


Kata sahabat RA,

"Al-Mahdi berserta askarnya akan muncul daripada Timur. Sekiranya gunung menjadi penghalang (perjalanan) mereka, nescaya gunung itu akan (mereka pukul sehingga) hancur rata menjadi jalan mereka."


Sabda Nabi SAW,

"Akan datang Panji-panji Hitam dari Timur, seolah-olah hati mereka adalah kepingan-kepingan besi. Sesiapa yang mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka, sekalipun terpaksa merangkak di atas salji." (Al-Hafiz Abu Nuaim)

Kata Sayidina Ali KMW,

"Maka Allah Azza wa Jalla menghimpunkan sahabat-sahabatnya (tentera al-Mahdi yang dipanggil Ikhwan) seramai tentera-tentera Badar dan seramai tentera Talut, iaitu 313 orang lelaki, seolah-olah mereka itu singa-singa jantan yang keluar dari hutan. Hati mereka itu ibarat kepingan-kepingan besi. Kalau mereka berkehendak untuk memindahkan gunung, nescaya akan mereka lakukan. Pakaian mereka sejenis dan seolah-olah mereka itu dari satu ibu dan satu ayah."

Dari Ibnu Umar RA katanya, Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat RA,

"Apakah ada orang yang beriman kepadamu sedangkan mereka tidak pernah melihatmu dan membenarkan ajaranmu sedangkan mereka tidak pernah melihatmu?" Baginda SAW menjawab, "Mereka itu adalah Ikhwanku dan mereka bersama-samaku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku." (diulang 3 kali).
(Muslim)

Rasulullah SAW, ada menyebutkan mengenai Ikhwan ini yang maknanya kira-kira begini:

"Apabila azan sang muazin, berserulah dia, 'Asyhaduan Lailahaillallah', (ketika itu) bergoncanglah syurga. Sangatlah rindunya para bidadari dan bertambah-tambah rindunya lagi mereka akan Rasulullah SAW. Begitu juga segala mahligai syurga dan segala bilik peraduannya (bergoncang-goncang kerana) amat rindu kepada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW itu pula, selain rindunya yang bersangatan kepada syurga, juga tersangat rindu kepada suatu toifah dari kalangan umatnya yang akan keluar pada akhir zaman nanti. Mereka itu berakhlak dengan akhlak nabi-nabi dan mengambil perjalanan yang ditempuh oleh para siddiqin. Mereka ini adalah ghurabak (orang-orang asing) di kalangan umum mukminin."




Cuba lihat video tentang keajaiban Azan, di manakah titik permulaannya? Adakah ianya satu kebetulan?

Sabda Nabi SAW,

"Orang ramai daripada Timur (Ikhwan itu benar-benar) akan muncul, kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada al-Mahdi."
"Akan datang Panji-panji Hitam dari Timur, seolah-olah hati mereka adalah kepingan-kepingan besi. Sesiapa yang mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka, sekalipun terpaksa merangkak di atas saljui."

Sebuah hadis yang diriwayatkan daripada Abu Hurairah RA juga ada menceritakan mengenai sifat istimewa Ikhwan ini, dalam hadis berikut yang maknanya kira-kira begini:

"Di antara umatku yang bersangatan cintanya kepadaku, ialah manusia yang hidup sesudahku. Salah seorang di antara mereka itu (kerana) sangat ingin melihatku, (sehingga sanggup menjual) dengan anak isteri dan seluruh harta bendanya."

Sebuah asar lain yang bersumber daripada Sayidina Ali RA menceritakan dengan lebih terperinci sifat-sifat Ikhwan ini, seperti berikut;

"Maka Allah Azza wa Jalla menghimpunkan sahabat-sahabatnya seramai tentera-tentera Badar dan seramai tentera Talut, iaitu 313 orang lelaki, seolah-olah mereka itu singa-singa jantan yang keluar dari hutan. Hati mereka itu ibarat kepingan-kepingan besi. Kalaulah mereka berkehendak untuk memindahkan gunung, nescaya akan mampu mereka lakukan. Pakaian mereka sejenis dan seolah-olah mereka itu dari satu ibu dan satu ayah."

Pernah suatu ketika, Rasulullah SAW menyebutkan kecintaannya yang amat sangat dan kerinduan yang begitu mendalam kepada para Ikhwan ini dengan sabdanya,

"Aku tersangat rindu kepada para Ikhwanku." Maka bertanyalah para sahabat, "Ya Rasulullah SAW, bukankah kami ini Ikhwanmu?" Rasulullah SAW menjawab, "Bukan, malah kamu adalah sahabatku. Sedangkan Ikhwanku adalah orang yang beriman denganku walaupun mereka tidak pernah melihatku."
Hadis ini diriwayatkan daripada Abu Hurairah RA dan Anas RA dengan matan yang sedikit berlainan.

Sabda Nabi SAW,

"Al-Mahdi akan datang setelah munculnya Panji-panji Hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun."

Beberapa hadis yang punya pengertian umum, namun mempunyai arti khusus di akhir zaman ini:
Sabda Nabi SAW dalam hadis yang diriwayatkan daripada Abu Hurairah RA,

"Islam itu permulaannya adalah asing, dan nanti akan kembali menjadi asing, seperti permulaannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu." Muslim

Sebuah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah RA menyebutkan kira-kira begini:

"Sentiasa ada satu golongan daripada umatku, (mereka) memperjuangkan kebenaran, selalu memperoleh kemenangan sampailah ke hari kiamat. Maka turunlah Nabi Isa bin Maryam AS (kepada mereka). Maka berkatalah pembesar mereka (Imam Mahdi) kepadanya, "Marilah ke hadapan, imamkan sembahyang kami." Jawabnya, "Tidak. Sesungguhnya sebahagian kamu menjadi umarak bagi yang lain." Inilah suatu penghormatan daripada Allah untuk umat ini." Muslim


Sabda Nabi SAW, "Al-Mahdi akan muncul setelah keluarnya Panji-panji Hitam dari sebelah Timur, yang mana pasukan ini tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun." (Ibnu Majah) Sabda Nabi SAW, "Panji-panji Hitam akan keluar dari arah Khurasan, dan sementara itu kawan-kawan al-Mahdi (pula) keluar menuju ke Baitulmaqdis." Sabda Nabi SAW, "Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk." Maksudnya ialah al-Mahdi. (Ibnu Majah, Abu Nuaim & al-Hakim) Sabda Nabi SAW, "Apabila kamu melihat Panji-panji Hitam telah diterima di sebelah wilayah Khurasan, maka datangilah dia sekalipun terpaksa merangkak di atas salji kerana padanya itu ada Khalifah Allah iaitu al-Mahdi." (Abu Nuaim) Abdullah bin Syuraikh berkata, "Bersama-sama munculnya Al-Mahdi adalah panji-panji Rasulullah SAW, lengkap dengan cap-capnya sekali." Kata Sayidina Ali KMW, "Apabila Panji-panji Hitam menghala ke arah As-Sufyani, dan para pengikut Syuaib bin Saleh mencari-cari Al-Mahdi, dia akan muncul dari Makkah dan bersama-sama dengannya adalah Panji-panji Rasulullah SAW. Dia akan membahagi dua pasukannya mengerjakan sembahyang, setelah orang ramai meletakkan harapan kepadanya selain berpanjangan bala yang menimpa mereka. Setelah selesai sembahyang, dia mendapatkan mereka dan berkhutbah, "Wahai manusia, ujian-ujian yang berterusan menimpa umat Muhammad SAW, terutamanya kepada Ahlulbait, (antaranya) adalah (kerana) kamu dikuasai dan dipersalahkan."

Dari Abdullah bin al-Haris bin Jaz-uz Zabidi RA katanya, sabda Nabi SAW,

"Akan keluar orang-orang dari Timur, lalu mereka mempersiapkan untuk Imam Mahdi, yakni tapak pemerintahannya." (Ibnu Majah)
"Akan keluar dari sulbi ini (Sayidina Ali KW) seorang Putera yang akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai Putera dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji al-Mahdi." (At-Tabrani)

Dari Abdullah RA, dia berkata

"Ketika kami sedang berada bersama-sama Rasulullah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan Putera dari Bani Hasyim. Apabila baginda melihat mereka, tiba-tiba air matanya berlinang dan wajahnya berubah. Abdullah berkata, aku bertanya, "Kami melihat sesuatu yang tidak kami senangi pada wajahmu?" Maka baginda menjawab, "Kami adalah Ahlulbait yang Allah telah memilih bagi kami kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Sesungguhnya ahli keluargaku, sepeninggalanku nanti, akan menerima bala bencana pengusiran dan pembuangan, sehingga datanglah suatu kaum dari arah Timur yang membawa Panji-panji Hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya, lalu mereka berjuang dan menang, lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerimanya sehingga mereka menyerahkan kepemimpinan itu kepada salah seorang lelaki dari ahli keluargaku. Dia lalu memenuhinya dengan berbuat adil, seperti sebelumnya yang dipenuhi dengan kezaliman. Barang siapa di antara kamu semua yang menjumpai hal-hal tersebut, hendaklah dia mendatangi mereka walaupun terpaksa merangkak di atas salju." (Al-Hakim & Ibnu Majah)


Dari Ibnu Umar RA yang menyatakan,

"Akan datang seorang perkasa, yang melalui lelaki perkasa itu Allah akan memenangkan umat Muhammad SAW. Setelah itu keluarlah al-Mahdi, kemudian al-Mansur, kemudian as-Salam, kemudian Ibnul 'Asab. Wahai penduduk Yaman, bukankah kamu semua berkata sesungguhnya al-Mansur adalah dari keturunanku? Demi Allah yang diriku berada di dalam kekuasaannya, sesungguhnya ayah al-Mansur adalah (benar-benar) berketurunan Quraisy. Sekiranya Allah hendak menunjukkan namanya hingga datuknya yang terakhir, nescaya akan saya sebutkan. Kerana perkara ini bersangkut paut dengan rahsia hari kiamat, maka tidaklah saya sebutkannya."

Sabda Nabi SAW,

"Akan keluar dari sulbi ini (Sayidina Ali KW) seorang Putera yang akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu meyakini yang demikian itu, hendaklah kamu turut menyertai Putera dari Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah Timur dan dialah pemegang panji-panji al-Mahdi." (At-Tabrani)
Kata Sayidina Ali KMW

"Sejahteralah kepada At-Talakan. Sungguh, pada Allah itu ada perbendaharaan-Nya, bukan emas atau perak tetapi lelaki-lelaki yang mengenali Allah dengan ilmu yang hakiki dan mereka akan membantu Al-Mahdi pada akhir zaman."
Dari Nawas bin Sam'an RA, katanya, Suatu pagi Rasulullah SAW menyebutkan hal Dajjal.

"... (Hadisnya panjang... dipendekkan) ... Isa AS mengejar Dajjal itu sampai ditemuinya di Bab Lud lalu dibunuhnya. Kemudian, suatu kaum (maksudnya para Ikhwan) yang dipelihara Allah daripada tipuan Dajjal, datang menemui Nabi Isa bin Maryam AS. Lalu dibarutnya muka mereka dan diceritakannya kepada mereka tingkat kediaman mereka (yang tinggi) di dalam syurga. Dalam keadaan demikian, ketika itu Allah mewahyukan kepada Isa AS: ..." Muslim


sumber:

Thursday, June 19, 2014

Perihal Politik Dalam Hadis dan Al Quran dalam

بسم الله الرحمن الر حيم

إن الحمد لله نحمده تعالى ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهديه الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، واشهد أن محمد عبده ورسوله {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون} سورة: آل عمرانالآية: 102

 

OLEH:AL FADHIL USTAZ MUHAMAD NAJIB SANURI 

Perihal Politik Dalam Hadis dan Al Quran dalam 

Assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh....

Sekadar menghimpun ayat-ayat suci Al Quran yang memperkata akan perihal politik. Semoga mendapat iktibar dan manfaat.

1. "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu" [TMQ an-Nisa’(4):59]. 

2. "Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah (untuk berhukum dengan Kitabullah) dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebahagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidakdatangan mereka itu kerana) dalam hati mereka ada penyakit atau (kerana) mereka ragu-ragu (terhadap hukum Allah), ataukah (kerana) kerana takut kalau-kalau Allah dan RasulNya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang zalim” [TMQ an-Nur (24):48-50]. 
3. “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang diturunkan Allah kepadamu” [TMQ al-Maidah (5):49].
4. “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka adalah orang-orang yang kafir” [TMQ al-Ma’idah (5):44]. 
5. “Sesungguhnya menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang hak dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik”[TMQ al-An’am (6):57]. 
6. Sesungguhnya jawapan orang-orang Mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan ‘kami dengar dan kami taat.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” [TMQ an-Nur (24):51]
7. “Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah” [TMQ al-An’am (6):57]. 
8. “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedangkan kamu mengetahui” [TMQ al-Baqarah (2):42]. 
9. “Dan Kami hendak memberi kurnia (dengan memberikan pertolongan) kepada orang-orang yang tertindas di negeri itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin serta menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” [TMQ al-Qasas (28):5]. 
10. “Adakah mereka ingin mencari kemuliaan di sisi mereka (orang-orang kafir) walhal semua kemuliaan itu milik Allah” [TMQ an-Nisa(4):139].
11. Telah nyata kebencian (terhadap Islam) dari mulut-mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi” [TMQ Ali Imran (3):118].
12. Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat)” [TMQ al-Mukmin (40):51].
13. “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Kitab dan kufur terhadap sebahagian. Maka tidak ada balasan bagi orang yang melakukan hal itu di antara kamu kecuali kehinaan pada kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka akan dikembalikan ke dalam azab yang amat pedih. Dan Allah tidak lalai terhadap apa yang kamu lakukan” [TMQ al-Baqarah (2):85].
14. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahawa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa…” [TMQ an-Nur (24):55]. 
15. Katakanlah (wahai Muhammad): “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik” [TMQ Surah Yusuf (12):108].
16. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau (wahai Muhammad) hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sedikit keberatan pun terhadap keputusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya” [TMQ an-Nisa’ (4):65].
17. “Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan atas semua agama. Cukuplah Allah sebagai saksi” [TMQ al-Fath (48):28]
18. “Wahai orang-orang yang beriman, siapa sahaja di antara kalian murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan mereka pun mencintai Allah, yang bersikap lembut terhadap orang Mukmin dan keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah kurnia Allah yang diberikan kepada siapa sahaja yang dikehendakinya. Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui” [TMQ al-Ma’idah (5):54]. Ibnu Katsir mentafsirkan ayat ini sebagai, “Allah SWT mengkhabarkan kekuasaannya yang besar. Siapa pun yang tidak mahu menolong agama Allah dan menjalankan syariatNya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan orang-orang yang lebih baik, lebih kuat dan lebih lurus pendiriannya daripada mereka yang sebelumnya”. FirmanNya yang lain, “Jika kalian berpaling, nescaya Dia akan mengganti kalian dengan kaum yang lain dan mereka tidak seperti kalian” [TMQ Muhammad (47):38]. “Jika Allah menghendaki, nescaya Dia akan memusnahkan kalian wahai manusia dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai ganti kalian)” [TMQ an-Nisa’ (4)133]. 
19. Mereka hanya mengetahui perkara yang zahir nyata dari kehidupan dunia sahaja, dan mereka tidak pernah ingat hendak mengambil tahu tentang hari akhirat.
[TMQ Ar Ruum (30)7]
20. Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di medan peperangan yang banyak dan juga pada hari peperangan Hunain, iaitu di waktu kalian menjadi congkak kerana ramainya jumlah kalian. Maka jumlah yang ramai itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman. Dan Allah menurunkan bala tentera yang kalian tidak melihatnya dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir. Dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir” [TMQ at-Taubah (9):25-26].
21. Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (kelompok) yang mengajak pada kebajikan (Islam), memerintahkan yang makruf dan mencegah kemungkaran. Merekalah orang-orang yang beroleh kemenangan” [TMQ Ali Imran (3):104]. 
22. Berapa banyak (yang pernah terjadi), golongan yang sedikit berjaya menewaskan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah (sentiasa) bersama-sama orang-orang yang sabar” [TQM al-Baqarah (2):249]. 
23. “Dan janganlah sekali-kali kamu (wahai Muhammad) mengira bahawa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbeliak. Mereka datang bergegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepala mereka, sedang mata mereka tidak berkedip dan hati mereka kosong” [TMQ Ibrahim (14): 42].
24. “Sesungguhnya Allah memberi tempoh kepada orang-orang yang zalim sehingga Dia menyeksanya dan Dia tidak akan melepaskannya”. Kemudian baginda membaca ayat “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azabNya itu adalah amat pedih dan keras” [TMQ Hud (11):102].
25. “Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di medan peperangan yang banyak dan juga pada hari peperangan Hunain, iaitu di waktu kalian menjadi congkak kerana ramainya jumlah kalian. Maka jumlah yang ramai itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman. Dan Allah menurunkan bala tentera yang kalian tidak melihatnya dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir. Dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir” [TMQ at-Taubah (9):25-26].

26. “Mereka itulah musuh (yang sebenarnya)maka berwaspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai berpaling (dari kebenaran)” [TMQ al-Munafiqun (63):4]

27. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui” [TMQ al-Anfal (8):27]. 
28. “Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah)” [TMQ an-Nisa’ (4):59]. 
29. “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian dan ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadaNyalah kalian akan dikumpulkan” [TMQ al-Anfal (8):24].
30. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu (Ya Rasulullah) berlaku lemah lembut terhadap mereka (kaum Muslimin). Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah keampunan bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka...” [TMQ Ali Imran (3):159]. 
31. “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya danbagi orang-orang Mukmin dan orang-orang munafik itu tidak mengetahui”[TMQ al-Munafiqun (63):8].
32. “Sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan-jalan lain itu mencerai-beraikan kalian dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepada kalian agar kalian bertakwa” [TMQ al-An’am (6):153]. 
33. “Pada saat itulah, hati seluruh kaum Mukmin akan bergembira kerana pertolongan Allah” [TMQ ar-Rum (30):4-5].
34. Demikian pula, Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umattan wasatan agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian” [TMQ al-Baqarah (2):143]. 
35. “Siapa sahaja yang mendurhakai (memaksiati) Allah dan RasulNya serta melanggar hudud (ketetapan-ketetapanNya) nescaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka, sedangkan ia kekal di dalamnya” [TMQ an-Nisa’ (4):14]. 
36. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama (ideologi dan pemikiran) yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya” [TMQ at-Taubah (9):33]. 
37. Barangsiapa yang mengambil Allah, RasulNya serta orang-orang beriman sebagai penolongNya, maka sesungguhnya hizb (pengikut) (agama) Allah itulah yang pasti menang” [TMQ al-Ma’idah (5):56]. 
38. Merekalah kelompok (hizb) Allah. Ingatlah bahawa hizbullah itulah yang pasti menang” [TMQ al-Mujadilah (58):22]
39. “Mereka (Yahudi dan Nasara) menjadikan orang-orang alimdan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah”[TMQ at-Taubah (9):31].
40. “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan” [TMQ Hud (11):113].
41. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak berhakim kepada taghut padahal mereka telah diperintah mengingkari taghut itu dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya” [TMQ an-Nisa’ (4):60].
42. “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang membuat perbaikan’. Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang membuat kerosakan tetapi mereka tidak sedar” [TMQ al-Baqarah (2):10-11]. 
43. “Di antara orang-orang Mukmin itu, ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada yang menunggu-nunggu (apa yang Allah janjikan ke atas mereka) dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)” [TMQ al-Ahzab (33):23].
44. “Di antara orang-orang Mukmin itu, ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada yang menunggu-nunggu (apa yang Allah janjikan ke atas mereka) dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)” [TMQ al-Ahzab (33):23].
45. “Terangkanlah kepadaKu tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahawa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami?  Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)” [TMQ al-Furqan (25):43-44].
46. “Dan siapa sahaja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin, Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” [TMQ an-Nisa’ (4):115]. 
47. “Itulah hudud (larangan) Allah, maka janganlah kamu mendekatinya” [TMQ al-Baqarah (2):187]. 
48. Itulah hudud (hukum-hukum) Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri” [TMQ at-Thalaq (65):1]. 
49. “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (zina) wanita-wanita yang baik-baik, yang tidak terlintas pun untuk melakukan perbuatan keji itu, lagi beriman, mereka dilaknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar” [TMQ An Nur (24):23]. 
50. Wahai orang-orang yang beriman, bahawa sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala dan mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan” [TMQ al-Ma’idah (5):90]. 
51. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerosakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya)” [TMQ Al-Mai’dah (5):33]. 
52. “Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka adalah orang-orang yang zalim” [TMQ al-Ma’idah (5):45]. 
53. Telah nyata kerosakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan-perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [TMQ ar-Rum (30):41].
54. Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan senang kepada kamu sehinggalah kamu mengikuti milah mereka” [TMQ al-Baqarah (2):120]
55. “Sesungguhnya telah Kami turunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu agar engkau menghukumi di antara manusia sesuai dengan apa yang diwahyukan Allah kepadamu” [TMQ an-Nisa’ (4):105]
56. “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari akhirat, dan mereka tidak pula mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya, dan tidak beragama dengan agama yang benar, iaitu dari orang-orang yang diberikan Kitab (Yahudi dan Nasrani), sehingga mereka membayar jizyah dengan keadaan tunduk” [TMQ at-Taubah (9):29]
57. “Dan barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang Allah turunkan, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [TMQ al-Ma’idah (5):47].
58. Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapakah kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu syahwatmu (kepada mereka) bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas” [TMQ Al A'raf (7):80-81]. 

59. “Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu” [TMQ az-Zariyat (51):50].
60. Tidakkah engkau (hairan) melihat (wahai Muhammad) orang-orang (munafik) yang mendakwa bahawa mereka telah beriman kepada Al-Quran yang telah diturunkan kepadamu dan kepada (Kitab-kitab) yang telah diturunkan dahulu daripadamu? Mereka suka hendak berhakim kepada Taghut, padahal mereka telah diperintahkan supaya kufur ingkar kepada Taghut itu. Dan Syaitan pula sentiasa hendak menyesatkan mereka dengan kesesatan yang amat jauh.
(TMQ An Nisa 4:60)

61.  "...Dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (TQS. al-A’râf[7]: 199)



1. “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu (hendaklah ia mengubahnya) dengan lisannya, jika tidak mampu, dengan hatinya. Akan tetapi, yang demikian itu (dengan hati) adalah selemah-lemahnya iman” [HR Muslim]. 
2. Penghulu syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Mutallib dan orang-orang yang berdiri di hadapan penguasa yang zalim, memerintahkannya kepada kemakrufan dan melarangnya dari kemungkaran, kemudian dia (pemimpin tersebut) membunuhnya” [HR Hakim].
3. “Jihad yang paling agung adalah menyatakan kalimat yang hak di hadapan penguasa yang jahat/zalim” [HR Abu Daud].
“4. Adapun mereka (Yahudi dan Nasara) tidak menyembah (sujud) kepara orang-orang alim dan rahib-rahib mereka, akan tetapi jika orang-orang alim dan rahib-rahib itu menghalalkan sesuatu untuk mereka, maka mereka pun menghalalkannya dan jika orang-orang alim dan para rahib itu mengharamkan sesuatu atas mereka maka mereka pun mengharamkannya, inilah yang dikatakan menjadikannya Tuhan”[HR at-Tirmidzi]. 
5. “Tidak halal bagi tiga orang yang berada di muka bumi kecuali melantik seorang ketua di kalangan mereka” [HR Abu Daud].
6. “Ketahuilah bahawa roda Islam itu akan terus berputar, maka ikutilah roda Islam itu di mana sahaja ia berputar. Ketahuilah bahawa Al-Quran dan kekuasaan akan berpisah, maka janganlah kamu berpisah daripada Al-Quran. Ketahuilah bahawasanya kamu akan dikuasai oleh para penguasa yang memutuskan perkara hanya untuk kepentingan mereka sahaja dan bukan untuk kepentingan kamu. Jika kamu mengingkari perintah mereka, maka mereka akan membunuhmu dan jika kamu mematuhi mereka, maka mereka akan menyesatkan kamu. ‘Para sahabat bertanya, ‘Apa yang harus kami lakukan wahai Rasulullah?’ Jawab Nabi SAW, ‘Lakukanlah seperti para sahabat Isa bin Maryam as. Mereka telah digergaji dengan gergaji dan digantung di atas kayu (salib). Sesungguhnya mati kerana mentaati Allah adalah lebih baik daripada hidup dengan melakukan maksiat kepada Allah.” [HR At Tabrani]
7. “Daripada Abu Hurairah ra, ia berkata, Nabi saw bersabda: 'Sesungguhnya Imam/Khalifah itu adalah perisai. Di belakangnya umat berperang dan dengannya  umat berlindung. Apabila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun apabila ia memerintah dengan selain daripadanya, maka ia akan mendapat akibatnya.” [HR Muslim] 
8. “Islam pasti mencapai wilayah yang diliputi oleh siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah mahupun sederhana melainkan akan memasukkan agama ini (Islam) ke dalamnya dengan memuliakan orang-orang yang mulia dan menghinakan orang-orang yang hina; mulia kerana Allah memuliakannya dengan Islam; hina kerana Allah menghinakannya dengan kekafiran” [HR Ahmad].
9. “Tidak akan terjadi Kiamat hingga kaum Muslimin memerangi Yahudi sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu-batu dan pohon-pohon. Lalu batu dan pohon itu berseru, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, ke mari dan bunuhlah dia” [HR Muslim]
10. “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada.  Lalu  Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada zaman Khilafah Ala Minhaj Nubuwwah; ia tetap ada atas izin Allah.  Lalu Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada zaman Mulkan Adhan (kerajaan yang menggigit); ia tetap ada atas izin Allah.  Lalu  Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya.  Kemudian akan ada Mulkan Jabariyah (pemerintahan diktator); ia tetap ada atas izin Allah. Lalu  Dia mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan kembali zaman Khilafah Ala Minhaj Nubuwwah. Kemudian baginda diam” [HR Ahmad].
11. “Sesungguhnya Allah telah menampakkan (seluruh) bumi di hadapanku, sehingga aku (dapat) menyaksikan bahagian-bahagian timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan menjangkau bahagian-bahagian bumi yang ditampakkan kepadaku” [HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah dari Tsauban ra]
12. “Kota manakah yang akan dibebaskan (oleh kaum Muslimin) terlebih dahulu, Constantinople atau Rom? Nabi SAW menjawab, ‘Kotanya Hiraklius (Constantinople) yang akan dibuka lebih dahulu”. [HR Ahmad]
13. “Tidak selayaknya seorang Mukmin itu dipatuk dari lubang yang sama dua kali” [HRBukhari& Muslim].
14. "Adapun sinar pertama, denganya Allah akan menaklukkan Yaman untukku. Adapun sinar kedua, dengannya Allah akan menaklukkan Syam dan Negeri-negeri Barat untukku. Sedang sinar yang ketiga, denganyya Allah akan menaklukkan negeri-negeri timur untukku"[HR Ibn Hisyam]
15. Sesiapa yang mendapatkan keredhaan manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan meninggalkannya kepada manusia (tidak membantunya) dan sesiapa yang mencari keredhaan Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah akan mencukupkan keperluannya”[Dikeluarkan oleh Tarmizi dan Abu Na’im di dalam Al-Haliyah dari Aisyah].
16. Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai. Kalian berlindung dan berperang di belakangnya” [Dikeluarkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah].
17. “Sesiapa sahaja yang melepaskan dirinya dari ketaatan (kepada Khalifah) maka dia akan bertemu dengan Allah di hari kiamat tanpa hujjah. Sesiapa sahaja yang mati tanpa bai’ah di lehernya maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah” [Dikeluarkan oleh Muslim dari Abdullah bin Umar]. 
18. “Dahulu, Bani Israel dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, digantikan dengan Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada Nabi sesudahku. (tetapi) nanti akan ada ramai Khalifah’. Para sahabat bertanya: ‘Apakah yang engkau perintahkan kepada kami?’ Baginda menjawab: ‘Penuhilahbai’at yang pertama dan yang pertama itu sahaja”  [Dikeluarkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah]. 
19. “Sudah hampir tiba suatu zaman di mana tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka tersergam indah, tetapi ia roboh daripada petunjuk. Ulama yang ada adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah naungan langit. Dari mereka berpunca fitnah dan kepada mereka fitnah ini akan kembali” [HR al-Baihaqi].
20. “Sesungguhnya seorang lelaki dari Bani Aslam datang kepada Nabi SAW sedangkan baginda berada di dalam masjid. Kemudian lelaki itu mengaku bahawa dia telah berzina. Maka baginda memalingkan darinya dan menjauhinya. Lalu lelaki itu pun bersaksi sebanyak 4 kali (bahawa ia telah berzina). Kemudian Nabi SAW memanggilnya dan bersabda, ‘apakah engkau gila/mempunyai penyakit gila? Apakah engkau seorang muhsan (telah berkahwin)?’ Dia menjawab, ‘Ya’. Lalu baginda memerintahkan agar dia dirajam…” [HR Bukhari]. 
21. Akan tiba satu masa di mana ilmu itu akan hilang.’ Ziyad berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu boleh hilang sedangkan kita membaca Al-Quran dan mengajarkannya kepada anak-anak kita dan anak-anak kita membaca Al-Quran dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka sehinggalah hari Kiamat.’ Baginda menjawab, ‘Wahai Ziyad, semoga ibumumenangisimu, aku kira engkau adalah orang yang sangat memahami agama di Madinah. Adakah engkau tidak melihat bahawa orang-orang Yahudi dan Nasara juga membaca Taurat dan Injil, tetapi mereka langsung tidak mengamalkan isinya?” [HR Ahmad, Ibnu Majah, Tarmizi].
22. “Sesungguhnya Allah mengangkat kedudukan satu kaum dengan kitab ini (Al-Quran) dan merendahkan kedudukan satu kaum yang lain (dengan al-Quran)" [HR Muslim]. 
23. Ingatlah bahawa pusat kepada Islam itu adalah di Syam” [HR at-Thabrani dalam al-Kabeer daripada Salamah bin Nufail]. 
24. “Sesungguhnya pusat negara kaum Mukmin itu di Syam” [HR Ahmad] 
25. “Demi Allah, wahai bapa saudaraku, andaikata mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan perkara ini (dakwah Islam), sungguh aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan aku atau aku mati kerananya!”  [HR Baihaqi] 

26. Bahawa seorang lelaki mengaku di hadapan Rasulullah yang dia telah berzina. Kemudian baginda memerintahkan supaya lelaki tersebut disebat sebagai had kepadanya, tetapi kemudian didapati bahawa lelaki tersebut adalah muhsan, maka baginda pun merejamnya” [HR Abu Daud]. 
27. Dari Anas bin Malik ra “Bahawa Rasulullah SAW memukul (para peminum khamar) sebanyak 40 kali dengan pelepah kurma dan sandal” [HR Bukhari]. 

28. Barangsiapa menukar agamanya (murtad), maka bunuhlah dia” [HR Bukhari].

29. “Bukan dari kalangan kami orang yang menyeru kepada assabiyyah, orang yang berperang kerana assabiyyah dan mati kerana (mempertahankan) assabiyyah” [HR Abu Dawud].

30. “Allah menjamin orang orang yang berjihad dijalanNya, dia tidak keluar dari rumahnya kecuali untuk berjihad dijalanNya dan membenarkan kalimatNya bahawa Dia akan memasukkannya ke dalam syurga, atau mengembalikannya ke tempat tinggalnya yang dia keluar darinya dengan membawa pahala dan ghanimah yang didapatkannya......Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada ditanganNya, sungguh aku ingin terbunuh dijalan Allah, lalu aku hidup lalu terbunuh, lalu aku hidup lalu terbunuh, lalu aku hidup lalu aku terbunuh” [HR Bukhari & Muslim].

31. Tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam (perkara) memaksiati Allah” [HR Ahmad]. 

32.  “Sampaikan dariku walaupun satu ayat” [HR Bukhari]

33. “Sesungguhnya Allah telah menampakkan (seluruh) bumi di hadapanku, sehingga aku (dapat) menyaksikan bahagian-bahagian timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan menjangkau bahagian-bahagian bumi yang ditampakkan kepadaku” [HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah dari Tsauban ra].

34. “Manusia itu bersyarikat (bersekutu) dalam tiga perkara (iaitu) air, padang ragut dan api” [HR Abu Daud & Ahmad]. 

35. “Barangsiapa membunuh seorang mu’ahid (kafir yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang hak, maka ia tidak akan mencium wangi syurga, walaupun dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekali pun” [HR Ahmad]
36. “Dikatakan, wahai Rasulullah, apakah kami harus memerangi mereka dengan pedang? Rasulullah menjawab, ‘Tidak, selama mana mereka mendirikan solat (menegakkan hukum Islam) di antara kamu” [HR Muslim]. 

37. 
Daripada Huzaifah daripada Nabi SAW, Baginda bersabda : "Bahawasanya akan wujud (akan datang) para pemerintah yang berbohong dan berlaku zalim. Barangsiapa yang membenarkan pembohongan mereka dan membantu atas kezaliman mereka, maka (mereka) bukan daripada (golongan) kami dan aku bukan daripada (golongan) mereka, dan dia tidak akan menemuiku di haudh minum (telaga kauthar di akhirat kelak). (Sebaliknya) sesiapa yang tidak membenarkan pembohongan mereka dan tidak membantu atas kezaliman mereka, maka dia daripada (golongan) ku dan aku daripada (golongan) nya dan dia akan bertemuku di haudh" minum bersamaku di telaga khautsar. (Riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya)


38. Sungguh kalian akan mengikuti jejak langkah orang-orang sebelum kalian selangkah demi selangkah, hingga apabila mereka memasuki lubang dhab (biawak), nescaya kalian mengikutinya. Para sahabat bertanya, apakah maksudnya orang-orang (yang diikuti itu) Yahudi dan Nasrani? Beliau berkata: siapa lagi kalau bukan mereka" [HR. Bukhari Muslim].

39. 
“Akan datang kepada umatku suatu zaman di mana orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api” [HR Tirmizi].


40. Islam mula tersebar dalam keadaan asing dan ia akan kembali asing. Maka beruntanglah orang-orang yang asing” [HR Muslim].

41.  "Daripada Tsauban Radiallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam  bersabda: "Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya "Apakah dari kerana kami sedikit pada hari itu?" Nabi menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gerun terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan'”. Seorang sahabat bertanya, "Apakah wahan itu hai Rasulullah?" Nabi kita menjawab, "Cinta pada dunia dan takut pada mati". [HR Abu Dawud]

42. Orang yang memungut cukai tidak akan masuk syurga.” [HR Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim].

43. Sesungguhnya pemungut cukai itu berada dalam neraka” [HR Ahmad]

44. “Sekiranya kamu menjumpai pemungut ’usyur (cukai yang dipungut di sempadan antara negara Islam dan negara kufur), maka bunuhlah dia” [Musnad, Imam Ahmad bin Hambal]

45. “Kaum Muslimin bersyarikat (berkongsi) dalam tiga perkara iaitu air, padang ragut dan api” [HR Abu Daud]

46. “Tiga hal yang tidak akan pernah dilarang (dari manusia memanfaatkannya) adalah air, padang ragut dan api” [HR Ibnu Majah].

47. “Tangan dipotong bagi kecurian suku (satu per empat) dinar atau lebih. [HR Bukhari] 

48. Setelah Islam datang, Rasululllah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakui (men-taqrir) berbagai muamalat yang menggunakan dinar Romawi dan dirham Parsi. Taqrir (pengakuan) dari Rasulullah inilah yang telah memperjelaskan kepada kita bahawa inilah sistem matawang Islam dan sekaligus menjadi hukum syara’ tentang kewajiban penerapannya. Sehubungan dengan dinar dan dirham ini, Rasulullah juga telah mengakui standard timbangan yang wujud pada waktu itu hendaklah diukur dengan menimbang berat dinar dan dirham. Tentang ini Rasulullah bersabda,
 Takaran adalah takaran penduduk Madinah dan timbangan adalah timbangan penduduk Makkah
[HR Abu Daud, an-Nasa’i, al-Baihaqi]
49. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku” Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan(Islam) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?” Beliau berkata : “Ya” Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?” Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”. Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya” Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?” Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka” Aku bertanya: “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?” Beliau menjawab: “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita(Bahasa Arab)” Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini” Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka” Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin?” Beliau menjawab: ”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu” [HR Bukhari, Muslim, Ahmad & Ibnu Majah]

50Seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah saw., bagaimana pendapatmu tentang seorang yang mencintai suatu kaum tapi tidak mampu menyusul (amal shaleh) mereka?” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” [HR Bukhari dan Muslim]

51. 
"Sentiasa ada satu golongan daripada kalangan umatku yang menzahirkan kebenaran, tidak akan memberi mudarat kepada mereka orang yang meninggalkan mereka sehingga datang hari kiamat dan mereka dalam keadaan tersebut". (Riwayat Muslim)


52. Rasulullah s.a.w bersabda kepada Ibnu Hawalah "Wahai Ibnu Hawalah, Jika Engkau melihat KHILAFAH telah kembali ke Tanah Suci (Jerusalem), maka saat goncangan, bencana dan kejadian-kejadian besar akan sampai, dan waktu (kiamat) itu, lebih dekat dengan manusia daripada dekatnya antara tanganku dengan kepalamu. (HR Abu Dawud, disahihkan oleh Al-Albani)


53. “Wahai manusia! Sesungguhnya binasa orang yang terdahulu daripada kamu kerana mereka itu apabila seorang bangsawan dalam kalangan mereka mencuri, dia dibiarkan. Apabila seorang yang lemah dalam kalangan mereka mencuri, dilaksanakan hukum ke atasnya. Demi Allah! Jika Fatimah anak Muhammad (puteri Rasulullah) itu mencuri, nescaya ku potong tangannya” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

54. Sungguh mengkagumkan urusan orang yang beriman, kerana seluruh urusannya merupakan kebaikan baginya. Jika mendapat kesenangan ia bersyukur, maka syukur adalah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, maka sabar itu merupakan kebaikan baginya. Hal seperti ini tidak akan didapati pada seseorang kecuali orang yang beriman [HR Muslim]

55. Sesungguhnya Rasulullah saw di sebahagian waktunya ketika perang, baginda menunggu hingga matahari condong ke barat, kemudian baginda berdiri di hadapan kaum muslimin dan berkata, wahai manusia, janganlah kalian berharap untuk bertemu dengan musuh, dan mintalah keselamatan dari Allah. Tapi, jika kalian bertemu dengan musuh, maka bersabarlah. Dan ketahuilah, syurga ada di bawah bayang-bayang pedang. Kemudian baginda berdoa "ya Allah, zat yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan dan menghancurkan musuh, hancurkanlah mereka dan tolonglah kami untuk mengalahkan mereka". [HR Bukhari dan Muslim]

56. “Barangsiapa (bangun) di pagi hari dan perhatiannya kepada selain Allah, maka Allah akan berlepas diri dari orang itu. Dan barang siapa (bangun) di pagi hari tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka dia tidak termasuk dari mereka (kaum Muslimin)” [HR Hakim]. 



57. “Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh)”. [Riwayat al-Bukhari dan Muslim]

58. Allah menerangi orang yang mendengar perkataanku (hadis), kemudian ia menyedarinya, menjaganya dan menyampaikannya. Terkadang ada orang yang membawa pengetahuan kepada orang yang lebih tahu darinya. Ada 3 perkara yang menyebabkan hati seorang muslim tidak dirasuki sifat hasad dengki iaitu; ikhlas beramal kerana Allah, MENASIHATI PARA PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN, dan SENTIASA ADA DALAM JAMAAH AL MUSLIMIN. Kerana dakwah akan menyelimuti dari belakang mereka.... [HR at Tirmizi] dinukil oleh Imam As Syafie dalam ar Risalah.



59.  Daripada Abdullah ibnu Umar: "Wahai kaum Muhajirin! Ada 5 perkara di mana jika telah menimpa kamu maka tiada lagi kebaikan bagi kamu. Dan aku berlindung dengan Allah S.W.T agar kamu tidak menemui zaman itu. 5 perkara itu ialah:  [1] Tidak bermaharajalela perbuatan zina pada suatu kaum sehingga mereka berani secara terang-terang melakukannya melainkan akan ditimpa penyakit Taun yang merebak dengan cepat dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat yang lain. [2] Tiada mereka mengurangi sukatan atau timbangan melainkan mereka akan diuji dengan kemarau panjang dan kesulitan dalam mencari rezeki serta berhadapan dengan kezaliman daripada kalangan pemimpin mereka. [3] Dan tidak menahan mereka akan zakat harta benda melainkan ditahan juga untuk mereka air hujan dari langit. Jika tiada binatang yang hidup di muka bumi ini nescaya mereka tidak diberikan hujan oleh Allah S.W.T. [4] Dan tiada mereka menyalahi akan janji Allah S.W.T dan rasulNya melainkan Allah S.W.T akan menurunkan kepada mereka musuh yang akan merampas sebahagian daripada apa yang ada di tangan mereka. [5] Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah S.W.T  yang terkandung dalam al-Quran dan tidak mahu menjadikannya sebagai pilihan utama maka Allah S.W.T akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri" [HR Ibn Majah]
60.  "Janganlah kerana takut kepada manusia menyebabkan engkau takut bercakap perkara yang benar apabila engkau tahu dan melihatnya. Maka sesungguhnya bercakap benar itu tidak memendekkan umur dan mengurangkan rezeki bila bercakap benar atau menyebut perkara yang besar" [HR Ahmad]
61. "Ya Allah! Jangan Engkau ketemukan aku dengan suatu masa atau mudah-mudahan kamu wahai para sahabat tidak akan bertemu dengan suatu masa di mana orang alim sudah tidak diikut lagi dan orang yang berbudi pekerti tidak disegani lagi. Hati mereka seperti orang ‘ajam(pada fasiknya) dan lidah mereka seperti orang arab (pada  fasihnya)". [HR Ahmad]
62. “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Dan pada waktu itu orang yang berdusta dikatakan benar, dan orang yang benar dikatakan berdusta. Orang khianat akan disuruh memegang amanah, dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berpeluang bercakap hanyalah golongan ‘Ruwaibidhah’. Sahabat bertanya, ‘Apakah Ruwaibidhah wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Orang bodoh yang bercakap mengenai urusan orang ramai” [HR Ahmad].
63.“Seseorang yang ditetapkan Allah (dalam kedudukan) mengurus umat dan dia tidak memberikan nasihat kepada mereka (umat), dia tidak akan mencium bau syurga.” [HR Bukhari]
64. “Seseorang yang memimpin kaum Muslimin dan dia mati sedangkan dia menipu mereka (umat) maka Allah akan mengharamkannya masuk syurga.” [HR Bukhari & Muslim]
65. “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” [HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah].
66. “Akan berlaku selepas peninggalanku nanti para pemimpin yang tidak mengikut petunjukku, tidak mengikut sunahku dengan panduan sunahku. Akan muncul pula di kalangan kamu orang-orang yang hatinya adalah hati syaitan (fasik). Aku (Huzaifah) bertanya: Apakah harus aku lakukan jika aku menemuinya? Baginda bersabda: Hendaklah kamu mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun dia memukul punggungmu dan merampas harta-bendamu”. [Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim].
67.  DariJabir bin Abdullah, ia berkata; Rasulullah saw bersabda:
"Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk membanggakan diri dengan ulama atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh.Dan jangan pula kamu memilih-milih majlis dengan ilmu itu. Siapasaja yang melakukan hal itu, maka neraka, nerakalah baginya". (HR.Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, al-Hâkim dalam kitabShahih-nya. Hadits ini telah disetujui oleh adz-Dzahabi Ibnu Majah, al-Baihaqi, dan Ibnu Abdil Bar dalam Jami’Bayan al-Ilmi wa Fadhlihi)
68.  Aku wasiatkan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang budak, karena orang-orang yang hidup sepeninggal kalian akan melihat pertentangan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham. Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat”
[Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4607; At-Tirmidzi no. 2676; Ahmad 4/126-127; Ad-Darimi 1/44; Ibnu Majah no. 43,44; Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 27; Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil-Atsar 2/69; Al-Baghawi no. 102; Al-Ajjuri dalam Asy-Syari’ah hal. 46; Al-Baihaqi 6/541; Al-Lalika’i dalam Ushulul-I’tiqad no. 81; Al-Marwadzi dalam As-Sunnah no. 69-72; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 5/220, 10/115; dan Al-Hakim 1/95-97]
69. : "Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Tirmidzi no. 2951. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan).
70. Dari Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah”Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,”Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat” Rasulullah bersabda, “Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan berpeganglah kamu dengan kepada sunnah-sunnah itu dengan kuat. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.” [HR. Abu Daud dan At Tirmidzi]