Ibu Kera terpaksa jadi janda |
Ah, ya,
Ada satu lagi serial kancil yang belum kukisahkan,
Ini cerita tentang kancil dan seekor kera besar, bisa jadi siamang atau urangutan,
Kera bertanya, "Kancil, kau lihat benda besar yang bergantung di pohon itu? Benda coklat aneh yang bentuknya sedikit merusak pemandangan?"
Kancil tahu bahwa benda yang ditunjuk si kera adalah sarang lebah, yang di dalamnya terdapat manisan,
Kancil tak ingin si kera mendekat, apalagi mengganggu, karena lebah bisa membunuh hanya dengan sengatan,
Satu sengatan mungkin tak terlalu berarti, namun jika ada ribuan?
Kancil menjawab, "Oh, itu adalah rumah nenek moyang kita, kera," Jawaban dusta, namun untuk kebaikan kera, agar ia menjauh, atau paling tidak agar sarang lebah itu tidak dirusakkan,
Namun apa yang terjadi? Si kera malah mengambil batu, kemudian ke arah sarang lebah ia lemparkan,
"Pergi kalian ke akhirat, nenek moyang. Sekarang masa kami, bukan masa kalian!"
Bagaimana kira-kira nasib si kera setelah melakukan tindakan nekat tanpa pertimbangan?
Mati, karena ribuan lebah yang merasa terusik menghadiahinya banyak gigitan,
***
Ternyata aspek menghormati warisan nenek moyang juga kancil ajarkan,
Apalagi di zaman banyak anak muda yang meniru sifat kera, jangan leluhur yang jauh, orang tua pun tidak mereka hiraukan,
Jika ada yang tidak menghargai warisan budaya dan bahasa pendahulu, maka kisah kancil ini pantas kita kisahkan,
Ini bukan rekaanku, namun dikisahkan oleh ayah, nenek dan sepupu-sepupuku, bukan warisan benda, namun tetap harus tetap diabadikan,
Karena adat, khususnya adat Minang, punya aturan,
Nan elok dijadian pusako, nan buruak dipaelokan,
Semoga adat buruk barat tidak semakin merajalela dan merusak anak kemenakan,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Ada satu lagi serial kancil yang belum kukisahkan,
Ini cerita tentang kancil dan seekor kera besar, bisa jadi siamang atau urangutan,
Kera bertanya, "Kancil, kau lihat benda besar yang bergantung di pohon itu? Benda coklat aneh yang bentuknya sedikit merusak pemandangan?"
Kancil tahu bahwa benda yang ditunjuk si kera adalah sarang lebah, yang di dalamnya terdapat manisan,
Kancil tak ingin si kera mendekat, apalagi mengganggu, karena lebah bisa membunuh hanya dengan sengatan,
Satu sengatan mungkin tak terlalu berarti, namun jika ada ribuan?
Kancil menjawab, "Oh, itu adalah rumah nenek moyang kita, kera," Jawaban dusta, namun untuk kebaikan kera, agar ia menjauh, atau paling tidak agar sarang lebah itu tidak dirusakkan,
Namun apa yang terjadi? Si kera malah mengambil batu, kemudian ke arah sarang lebah ia lemparkan,
"Pergi kalian ke akhirat, nenek moyang. Sekarang masa kami, bukan masa kalian!"
Bagaimana kira-kira nasib si kera setelah melakukan tindakan nekat tanpa pertimbangan?
Mati, karena ribuan lebah yang merasa terusik menghadiahinya banyak gigitan,
***
Ternyata aspek menghormati warisan nenek moyang juga kancil ajarkan,
Apalagi di zaman banyak anak muda yang meniru sifat kera, jangan leluhur yang jauh, orang tua pun tidak mereka hiraukan,
Jika ada yang tidak menghargai warisan budaya dan bahasa pendahulu, maka kisah kancil ini pantas kita kisahkan,
Ini bukan rekaanku, namun dikisahkan oleh ayah, nenek dan sepupu-sepupuku, bukan warisan benda, namun tetap harus tetap diabadikan,
Karena adat, khususnya adat Minang, punya aturan,
Nan elok dijadian pusako, nan buruak dipaelokan,
Semoga adat buruk barat tidak semakin merajalela dan merusak anak kemenakan,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
No comments:
Post a Comment