Kadang,
Saat da'i mengajak jamaah untuk ziarah kubur, jamaah memahaminya sebagai ajakan untuk berdoa pada ahli kubur, maka kesyirikan tak dapat dihindari,
Saat da'i mengajak jamaah untuk berzikir, jamaah memahaminya sebagai ajakan untuk bersemedi, meminta pertolongan makhluk halus. Syirik lagi,
Saat dai mengajak jamaah untuk bersedekah, jamaah memahaminya sebagai ajakan untuk bersesajen. Lagi-lagi syirik terjadi,
Bukan tidak mungkin, kejadian di atas memang benar-benar banyak orang alami,
Kesalahpahaman antara jamaah dan da'i,
Saat da'i mengajak jamaah untuk ziarah kubur, jamaah memahaminya sebagai ajakan untuk berdoa pada ahli kubur, maka kesyirikan tak dapat dihindari,
Saat da'i mengajak jamaah untuk berzikir, jamaah memahaminya sebagai ajakan untuk bersemedi, meminta pertolongan makhluk halus. Syirik lagi,
Saat dai mengajak jamaah untuk bersedekah, jamaah memahaminya sebagai ajakan untuk bersesajen. Lagi-lagi syirik terjadi,
Bukan tidak mungkin, kejadian di atas memang benar-benar banyak orang alami,
Kesalahpahaman antara jamaah dan da'i,
Makanya, sebelum berdakwah, hendaknya da'i pahami dulu bahasa jamaah, kadar pemahaman jamaah juga harus diketahui,
Agar tidak ada kesalahpahaman, dakwah lancar, masuk ke hati,
Ini yang namanya "uslub", bagaimana seorang da'i menyampaikan tuntunan syar'i,
Da'i jangan hanya mengajak untuk ibadah, tapi juga ajarkan caranya agar kesalahan praktek tidak terjadi,
Makanya, da'i tidak boleh terpaku pada bahasa buku, namun harus menyesuaikannya dengan bahasa yang digunakan secara luas, bahasa jamaah harus dipelajari,
Semoga Islam kembali bangkit, Nusantara kembali jaya,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
No comments:
Post a Comment