Bukan rasis, bukan pula menebar rasa benci,
Andai Tragedi Poso terjadi di era gencarnya globalisasi seperti saat ini,
Tak bisa dibayangkan, bagaimana nasib semua umat kristiani,
Setelah anak-anak muslim mereka sembelih bagai sapi,
Setelah mereka masuk masjid dengan lancang, bukan untuk memberi salam, namun untuk membunuh, membawa parang dan belati,
Setelah mereka, penganut agama yang dibawa penjajah itu menumpahkan darah kaum muslimin, banyak yang mati,
Andai Tragedi Poso terjadi di era gencarnya globalisasi seperti saat ini,
Tak bisa dibayangkan, bagaimana nasib semua umat kristiani,
Setelah anak-anak muslim mereka sembelih bagai sapi,
Setelah mereka masuk masjid dengan lancang, bukan untuk memberi salam, namun untuk membunuh, membawa parang dan belati,
Setelah mereka, penganut agama yang dibawa penjajah itu menumpahkan darah kaum muslimin, banyak yang mati,
Namun sayang, kejadian sadis itu oleh media ditutup-tutupi,
Beritanya tidak sebesar kejadian Bom Bali,
Tidak pula sekalang-kabut para pembenci saat mendengar Perda Syariah di sudut Barat Laut negeri,
Lah, setelah kekejaman yang mereka lakukan, seenaknya saja mereka gaungkan toleransi,
Padahal mereka secara gencar melakukan kristenisasi,
Hei, kaum yang menumpang tinggal di tanah yang diperjuangkan oleh ulama dan santri,
Ku harap kalian bisa tahu diri,
Kemerdekaan dan kebebasan yang kalian kini kalian nikmati,
Adalah hasil dari perjuangan umat Islam yang memiliki motto "menang atau syahid", "merdeka atau mati"
Bukan hasil perjuangan orang yang bermotto "jika pipi kananmu ditampar, berikan juga pipi kiri",
Sudah terlalu baik rasanya umat Islam negeri ini,
Tolong, tolong, tolong pahami posisi,
Sudah mujur, kalian semua masih bisa hidup bebas, tanpa ada yang mencurigai,
Karena kejahatan yang telah kalian lakukan akan terus teringat oleh otak, terus membekas dalam di hati,
Semoga Allah berikan kita semua hidayah, agar kita bisa bersyahadat sebelum mati,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
No comments:
Post a Comment